Sejumlah Anggapan Keliru Terkait Tunanetra, Ini Kata Peneliti

Peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Irham hosni menyebutkan beberapa anggapan yang salah terkait penyandang tunanetra.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Okt 2020, 18:00 WIB
Kepala Sekolah Ade Ismail mengajar secara online di sekolah tunanetra Yayasan Raudlatul Makfufin, Buaran, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/8/2020). Keterbatasan kuota internet membuat para guru membatasi waktu belajar yang berlangsung sejak pandemi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Irham hosni menyebutkan beberapa anggapan yang salah terkait penyandang tunanetra.

Menurutnya, anggapan yang salah tentang penyandang tunanetra itu antara lain:

Penyandang Tunanetra Mendengar Lebih Baik dan Lebih Tajam dari Orang Awas

Pernyataan ini kurang benar, katanya, sebab kemampuan mendengar anak tunanetra sama dengan kemampuan mendengar anak awas. Secara sepintas, seolah-olah memang tampak lebih tajam, tetapi sebenarnya hal ini disebabkan karena anak tunanetra lebih konsentrasi terhadap suara yang ada dan ada keterpaksaan untuk memanfaatkan pendengaran lebih banyak.

“Jadi tunanetra tidak secara otomatis akan mendengar lebih baik karena ia tidak melihat, tetapi untuk mampu secara maksimal menggunakan ketajaman pendengarannya perlu latihan yang lebih banyak dan sungguh-sungguh,” tulis Irham dalam penelitiannya dikutip pada Jumat (16/10/2020).

Mata Seorang Tunanetra Akan Bertambah Rusak Apabila Ia Membaca dari Jarak Dekat

“Pendapat ini kurang benar, sebab kemunduran kemampuan penglihatan tidak disebabkan oleh karena melihat objek dari dekat, tetapi tergantung dari jenis penyakit yang dideritanya. Lagi pula mata mempunyai fokus untuk dapat melihat lebih jelas, dengan demikian anak akan melihat sesuatu dari jarak yang sesuai dengan kebutuhannya.”

Simak Video Berikut Ini:


Anggapan Lainnya

Penglihatan Akan Hilang atau Tambah Rusak Apabila Ia Sering Menggunakan Matanya

Pernyataan ini juga kurang benar, anak harus dirangsang untuk menggunakan matanya sampai detik terakhir semaksimal mungkin. Kecuali ada larangan dari dokter mata, maka baru dihindari. Sebab dengan menggunakan mata informasi yang didapat akan lebih banyak dan kongkrit, bahkan dapat mempertinggi fungsi melihatnya.

Hilangnya sisa penglihatan pada seseorang bukan karena dipakai melainkan karena penyakitnya. Penyakit mata pada tunanetra ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat dinamis.

“Penyakit yang bersifat tetap artinya sisa penglihatan yang dimiliki tunanetra akan tetap juga baik dipakai maupun tidak. Bahkan bila sisa penglihatan tersebut digunakan secara optimal akan meningkatkan fungsi sisa penglihatannya.”

Seorang Tunanetra Membutuhkan Cahaya Sangat Terang untuk Dapat Melihat dengan Baik

“Pernyataan ini pun kurang benar. Tidak semua jenis ketunanetraan membutuhkan cahaya yang sangat terang untuk melihat dengan jelas. Tergantung dari jenis penyebab ketunanetraannya.”

Penyakit yang menyerang mata berbeda-beda sehingga tunanetra mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Ada tunanetra yang dapat melihat lebih baik dengan cahaya normal, bahkan ada tunanetra melihat lebih baik dengan cahaya yang sedikit redup, tambahnya.

Anggapan Lainnya

Masih banyak anggapan lain yang beredar di masyarakat terkait tunanetra. Beberapa di antaranya tunanetra membutuhkan kacamata, penglihatan tunanetra selalu hitam, tunanetra mempunyai indera keenam dan sebagainya.

“Anggapan yang salah ini perlu diluruskan. Guru dan tenaga rehabilitasi bagi orang tunanetra perlu memahami secara tepat tentang tunanetra sebelum ia memberikan pelayanan pada penyandang tunanetra,” pungkasnya.


Infografis Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya