Liputan6.com, Jakarta Organisasi Persatuan Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) menyelenggarakan webinar yang bertajuk berbagi cerita bersama down syndrome siblings. Acara ini merupakan sesi sharing kisah suka dan duka yang dimiliki oleh Siblings Down Syndrome dalam menjadi saudara Down Syndrome.
POTADS mengundang 3 orang narasumber yang memiliki saudara down syndrome, salah satunya adalah Arka. Ia memiliki seorang adik down syndrome bernama Andra yang saat ini berumur 12 tahun.
Advertisement
Dari segala perjalanan yang dilalaui Arka bersama Andra, ia bercerita bahwa dari awal kelahiran Andra, ia tidak pernah memiliki penolakan terhadap adiknya.
“Aku nggak ada penolakan sih, karena udah dijelasin juga dari awal kalau adik ini spesial dan tolong ngertiin gitu kalau orang tua akan lebih care ke adik kamu. Aku juga udah gede jadi nggak apa apa. Nah yang bisa aku lakukan adalah menerima dia, membimbing dia agar bisa tumbuh dengan sehat,” kata Arka dalam webinar yang diselanggarakan POTADS, ditulis Senin (19/10).
Dengan mempunyai seorang saudara yang spesial, pasti perlakuan dan perawatan yang diberi oleh orang tua ke saudaranya berbeda. Namun saat ditanyai mengenai perasaan cemburu dan iri hati terhadap perlakuan khusus, Arka mengatakan, selama ini orang tuanya tetap selalu bersikap adil.
“Emang dari awal udah dibilangin untuk jangan iri dan jangan marah ya. Aku ngerasanya aku sama adik jaraknya lumayan lah jadi aku udah ngerasain jadi anak tunggal cukup lama. Aku ngerasa perhatian yang diberi sama orang tua sudah cukup banyak selama 8 tahun jadi anak tunggal. Kalau perhatian nya jadi ke adik ya okay, tapi orang tua juga ngga sampai separah itu sih. Mereka juga dengerin aku dan berlaku fair.”
Dalam setiap perjalanan yang dilalui Arka bersama Andra, pembagian waktu dan komunikasi yang baik adalah hal yang penting untuk dilakukan untuk membagi antara me time dan waktu bersama saudara.
“Kalau untuk me time gitu sebenarnya nggak banyak sih yang dikorbankan karena pas ada mama, ya Andra kemana-mana sama mama jd paling aku pergi bisa weekend. Tapi kadang ya gentian aja jadi saling pengertian. Paling pengertian dan komunikasi aku sama orang tua misalnya pergi jangan ngomongnya dadakan.”
Namun, sejak kepergian ibunda tercinta. beberapa aktivitas dan kebiasaan harus berubah. Berbagai proses dilalui oleh kakak adik ini untuk berjuang bersama.
“Sebenarnya dari dulu memang sudah suka membantu Andra. Kita tumbuh bareng jadi kita selalu menjaga satu sama lain. Perbedaannya waktu mama gak ada, ada sesuatu hal yg biasanya sama mama. Jadi, sekarang bingung nggak ada yang jagain karena pilihannya sekarang kan cuma aku sama papa,” Kata Arka.
Simak Video Berikut Ini:
Perubahan Yang Terjadi Sejak Kepergian Ibunya
Arka bercerita, semenjak ibunya telah tiada, ia bersama ayahnya harus mengeluarkan usaha lebih untuk membagi waktunya untuk menjaga Arka. Namun ia dan keluarga kerap kali mendapat bantuan dari keluarga dekat lainnya.
“Kadang emang kalau dua-duanya nggak bisa, Andra bisa dititip ke tante atau nenek."
Selain itu, Arka juga mengaku dalam masa ini Arka dan ayahnya membutuhkan kesabaran, pengertian, dan komunikasi yang baik dalam menjelaskan kepergian ibunya.
“Saat itu aku sama Andra berdua ke RS. Sesampainya ke RS dia udah ngeliat mamanya gak ada, aku nangis tapi Andra sebenarnya masih belum terlalu mengerti. Dia nanya mama kenapa? Trus pas dijawab mama meninggal dia juga belum ngerti konsepnya mama meninggal itu gimana. Trus Andra tuh tipe yang mudah ingat gambar sama tempat. Dia suka inget sama rumah sakit mama. Jadi misalkan setelah kita suka pergi ke tempat yang biasa dikunjungin, dia nanya, mama kemana? Aku jawab, Mama kan udah meninggal, ke surga dek. Ia juga masih penasaran dan nanya lagi, Surga dimana? Aku sama papa jadinya harus extra kesabaran dan sepintarnya kita aja buat jelasin ke dia pasmama gak ada,” cerita Arka.
Namun, seiring berjalannya waktu, Arka bercerita saat ini perlahan Andra sudah mulai mengerti situasi dan kondisi kepergian ibunya. Dengan perkembangan yang terus terjadi, Arka terus mengharapkan kedepannya Andra akan terus mandiri dan lebih mandiri lagi.
“Menurutku Andra sudah cukup mandiri, tapi aku juga harap dia lebih mandiri dan lebih penting sehat aja dulu dan bisa banggain keluarganya orang terdekatnya. Ya kan kita tahu down syndrome di akademis kurang tapi kami harap dia bisa membanggakan di bidang lain yang sesuai dengan kelebihan dia.”
(Vania Accalia)
Advertisement