Kontribusi Sektor Keuangan ke PDB Indonesia Kecil, Terendah di Asia

Untuk itu, Bank Indonesia bersama OJK dan Kementerian Keuangan berusaha menambah investor.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2020, 14:30 WIB
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Sektor keuangan Indonesia masih dangkal. Sebab, sumbangsih aset, kredit, utang pemerintah dan utang korporasi Indonesia masih sangat rendah kontribusinya terhadap PDB.

"Sektor keuangan atau pasar keuangan kita masih dangkal. Kalau kita lihat stocks, loan, government bonds dan corporate bonds terhadap PDB cuma 105 persen," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti dalam Kuliah Tamu: Pasar dan Lembaga Keuangan, Jakarta, Jumat (16/10/2020).

Aset keuangan Indonesia ini menjadi terendah dibandingkan dengan peer countries regional di Asia. Dibandingkan dengan Indonesia, aset keuangan Thailand terhadap PDB mencapai 299 persen dan Malaysia sudah mencapai 333 persen.

Hal ini mengindikasikan kapasitas dana domestik menjadi terbatas untuk mendukung pembiayaan jangka panjang. Termasuk dengan pembiayaan infrastruktur. Kondisi ini juga disertai dengan tingginya dependensi pasar keuangan domestik terhadap aliran dana asing.

Untuk itu, Bank Indonesia bersama OJK dan Kementerian Keuangan berusaha menambah investor. Salah satunya menarik investor ritel dengan menawarkan produk-produk yang diminati mereka.

"Beberapa produk kita keluarkan untuk menjaring investor ritel," kata dia.

Dalam 2 tahun terakhir, setidaknya sudah ada 3 juta investor ritel yang masuk ke pasar Indonesia. Namun, jumlah ini masih dianggap kurang lantaran tingkat literasi keuangan di tanah air yang masih rendah.

"Indeks literasi kita tidak berubah. Dalam 6 tahun ini masih 36 persen, even ini perbankan kita sudah 77 persen apalagi pasar modal," tuturnya.

Dia menambahkan, kondisi ini pun harus menjadi peluang yang perlu dikembangkan. Salah satunya Bank Indonesia mengeluarkan cetak biru perkembangan pasar keuangan.

"Kita perkuat ini dan kita lakukan penguatan infrastrukturnya dan transformasi digitalnya," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Load More

Saksikan video pilihan berikut ini:


BI Klaim Sektor Keuangan Masih Kuat Hadapi Tekanan Eksternal

Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Bank Indonesia (BI) menyatakan, ketahanan sektor keuangan secara eksternal pada triwulan III 2020 tetap terjaga, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal global.

Hal itu dibuktikan dengan nilai tukar rupiah yang tetap terkendali sembari didukung langkah-langkah stabilisasi bank sentral. Selain itu, inflasi tetap rendah seiring permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis BI, Kamis (15/10/2020), kondisi likuiditas juga dinilai tetap longgar dan mendorong penurunan suku bunga. Ini terjadi seiring dengan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif yang dikeluarkan Bank Indonesia.

"Ketahanan sistem keuangan tetap kuat, meskipun risiko meluasnya dampak Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Transaksi Sistem Pembayaran, baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan perbaikan ekonomi, disertai percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan," tulis BI.

Guna mempertahankan kondisi ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait.

Koordinasi kebijakan dilakukan dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan, serta mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, BI juga akan terus mempercepat digitalisasi pembayaran dan perluasan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan pemerintah, bank, fintech, dan e-commerce untuk pemulihan ekonomi nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya