Diguyur Hujan, Mahasiswa Tetap Bertahan Demo Tolak RUU Cipta Kerja

Sebagian mahasiswa lainnya memilih untuk mengenakan payung dan berdiri di tengah jalan seperti sebelum hujan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 16 Okt 2020, 18:02 WIB
Mahasiswa menaiki truk saat konvoi menuju Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Mahasiswa ini rencananya akan menggelar aksi menolak UU Cipta Kerja. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kendati hujan cukup deras mengguyur wilayah Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, aksi mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) tak surut. Mereka tetap menggelar aksi demo menolak RUU Cipta Kerja

Seperti tampak dalam video yang diunggah akun Instagram @kontributorjakarta, Jumat (16/10/2020), para mahasiswa terlihat banyak yang mengenakan jas hujan yang sepertinya berbahan plastik dengan warna didominasi biru. Sebagian lainnya memilih untuk tak mengenakan jas hujan dan memperlihatkan jaket almamater mereka yang basah kuyup.

Sebagian mahasiswa lainnya memilih untuk mengenakan payung dan berdiri di tengah jalan seperti sebelum hujan. Mereka tampak masih mendengarkan orasi dari salah seorang kawannya yang berada di tengah-tengah mahasiswa.

Seperti diketahui, hujan mengguyur sejumlah wilayah Jakarta sejak sekitar pukul 15.00 WIB. Guyuran hujan tampaknya tak mematahkan semangat mahasiswa untuk terus melanjutkan unjuk rasa damainya itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Batas Waktu Demo Hingga Pukul 18.00

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto mengatakan pihaknya memberikan batasan waktu hingga pukul 18.00 WIB pada massa aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja untuk menyalurkan aspirasinya.

"Aksi dibatasin sampai 18.00 WIB," tegas Heru pada wartawan, Jumat (16/10/2020).

Heru menuturkan, pihaknya mengapresiasi para mahasiswa yang kembali menyuarakan aspirasinya itu. Pada siang ini, kata Heru terdapat dua kelompok massa aksi turut menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja. Menurut dia, kedua massa tak akan digabungkan.

"Dari BEM SI yang turun aksi yang kita lihat dan ada aliansi kelompok miskin di sisi barat daya mereka tidak akan kami gabungkan dan mereka tidak mau digabung," tuturnya.

Heru menegaskan bahwa pada dasarnya prinsip kepolisian dalam mengamankan aksi massa tetap menghargai hak para massa aksi untuk menyalurkan pendapatnya.

"Prinsipnya kami polisi akan kawal krn mereka sudah menyurat akan ada aksi dan kami terima. Dan saat ini kondisi batas aksi hanya sampai Sapta Pesona (Patung Kuda, Jakarta Pusat) saja kita nego mereka laksanakan aksi di Sapta Pesona saja" ujar dia.

Heru pun mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantisipasi bilamana aksi disusupi pihak yang tak bertanggung jawab yang akan memancing kericuhan.

"Untuk antisipasi memang kami antisipasi ada kelompok-kelompok yang numpang di area aksi sudah kami scaning baik di stasiun tempat kumpul. Mudah-mudahan tidak ada yang bergabung dan buat suasana rusuh," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya