RSUD Sidoarjo Sebut Tak Ada Manipulasi Data Pasien COVID-19

Direktur RSUD Sidoarjo dr.Atok Irawan menduga adanya kesalahan data di Dinkes Sidoarjo yang tak merujuk pada data real time.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2020, 19:35 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur RSUD Sidoarjo dr.Atok Irawan mengklarifikasi dugaan penggelembungan data pasien COVID-19 di RSUD Sidoarjo.

Ia menegaskan tidak ada manipulasi maupun kecurangan soal data pasien COVID-19. Hal itu karena setiap data pasien positif COVID-19 selalu dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo maupun ke pihak Satgas Covid-19 Provinsi dan Dinkes Provinsi Jawa Timur.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Dinkes Sidoarjo, ada kesalahan data di Dinkes Sidoarjo. Bahkan saya sudah lakukan klarifikasi ke Kapolresta Sidoarjo, bahwa data adanya pengelembungan tersebut tidak benar. Sebab data pasien Covid-19 selalu kita laporkan ke pihak terkait. Rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Timur juga terhubung dalam sebuah jaringan dan dapat di update secara real time," ujar Atok, seperti dikutip dari Times Indonesia, ditulis Jumat, (16/10/2020).

Atok menduga adanya kesalahan data di Dinkes Sidoarjo yang tak merujuk pada data real time.

"Saya melihat ada kesalahan data yang dilaporkan Dinkes Sidoarjo beberapa waktu lalu. Kemungkinan data pasien dilaporkan agak telat sehingga menumpuk datanya saat dilaporkan. Kalau pihak Rumah Sakit rujukan Covid setiap harinya kita selalu melaporkan data pasien yang dirawat maupun pasien yang sudah pulang. Ya mungkin Dinkes Sidoarjo tidak melihat email atau laporan kami, sehingga Dinkes Sidoarjo menyimpulkan sendiri. Data setiap hari kami kirim kok, dan itu valid," ujar Atok.

Atok menambahkan, rumah sakit rujukan COVID-19 secara penuh kesadaran memenuhi tanggungjawabnya untuk melayani kesehatan seluruh masyarakat baik pasien COVID-19 dan nonCOVID-19 dengan segala risiko tinggi pada berbagai aspek baik kesehatan maupun non kesehatan.

"Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien COVID-19, rumah sakit memegang teguh dan melaksanakan pelayanan kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan pihak berwenang lainnya," ujar Atok.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Awal Dugaan

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Dugaan manipulasi data pasien Covid-19 tersebut terungkap saat jajaran Forkopimda Sidoarjo melakukan kunjungan ke RSUD Sidoarjo beberapa hari lalu.

Berawal dari kecurigaan tiga pilar Kamtibmas yakni Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, Kodim 0816 Sidoarjo Letkol Inf Mohammad Iswan Nusi, dan Kajari Sidoarjo, Setiawan Budi Cahyono saat sidak ke RSUD Sidoarjo dan rumah sakit rujukan lain di Kota Delta.

Mereka mendapatkan fakta ada pasien positif Covid-19 yang tidak dirawat tetapi dilaporkan ke Dinas Kesehatan sedang melakukan perawatan.

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji meminta data jumlah pasien Covid-19 yang sebenarnya kepada Dinas Kesehatan dan rumah sakit rujukan lainnya, lantaran ada pasien yang sudah meninggal tetapi masih tercatat di data Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, pasien positif Covid-19 yang tidak dilakukan perawatan, namun terdata sebagai pasien yang dirawat di rumah sakit.

Setiap hari, penambahan pasien ke RSUD Sidoarjo cukup banyak, tetapi  pasien banyak dari luar daerah dan dimasukkan sebagai data pasien Covid-19 di Sidoarjo. Akibatnya, Sidoarjo tak bisa beranjak dari zona oranye penyebaran Covid-19

 

Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya