Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perjasa kembali menggelar teleconfrence berkala bersama jajaran petinggi TNI AD. Teleconference lagi-lagi membahas pendistribusian Lab PCR, reagen, swab, VTM, dan peralatan penanganan Covid-19 serta prajurit maupun pasien yang terdampak.
"Pemantauan pendistribusian Lab PCR, stok reagen, dan penanganan Covid-19 adalah upaya TNI AD menekan angka peningkatan Covid-19," kata KSAD Andika seperti dikutip dari Channel YouTube TNI AD, Jumat (16/10/2020).
Advertisement
Pendistribusian Lab PCR, Reagen, SWAB, VTM dan beberapa perlengkapan penanganan Covid-19 ditujukan pada 5 rumah sakit yaitu, RS Wiratamtama (Semarang), RS Soepraoen (Malang), RS A.k Gani (Palembang), RS Marthen Indey (Jayapura).
Masing-masing rumah sakit akan menerima reagen sebanyak 10.000 pcs. Pemantauan pada RSPAD, RS Ridwan, dan RS Dustira memiliki stok yang masih memadai. Selain itu juga KSAD memantau berkala perkembangan penanganan pasien serta prajurit yang terdampak Covid-19.
Pemantauan berkala yang dilakukan oleh tiap rumah sakit TNI AD, dan tempat satuan maupun pendidikan militer dilakukan KSAD beserta petinggi TNI AD untuk menekan meningkatnya angka masyarakat yang terdampak covid-19 di Indonesia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Obat Pengencer Darah
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menerima kunjungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait pengajuan kerja sama penelitian obat pencegah pengentalan darah.
Pertemuan ini merupakan kali kedua dengan agenda pembicaraan melibatkan pasien-pasien Covid-19 yang dirawat di RS TNI AD sebagai sampel penelitian.
Dalam pertemuan tersebut, KSAD juga menghadirkan dr. Purwati dari Universitas Airlangga dan perwakilan Badan Intelejen Negara (BIN), yang sudah bekerja sama dengan TNI AD dalam uji klinis anti Covid-19.
Penelitian obat pengencer darah yang dilakukan IDI bertujuan untuk menurunkan angka kematian pasien akibat Covid-19, sehingga menghapuskan stigma Covid-19 menyebabkan kematian.
Salah satu tim peneliti obat, dr. Prasetyo Widhi Buwono menjelaskan, kematian pasien Covid-19 disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah.
"Sudah banyak jurnal, terutama pasien yang sudah meninggal kemudian dilakukan otopsi, ternyata didapatkan kematiannya adanya sumbatan di pembuluh darah. Pembuluh darah di paru, di otak dan organ lainnya. Namun persentase masuknya Covid-19 itu 80 persen ada di paru, 20 persen masuknya di organ lain, ginjal, hati, pembuluh darah di seluruh tubuh," jelas dr. Prasetyo seperti dilansir dari YouTube TNI AD, Rabu (9/9/2020).
Dia menambahkan, pembekuan darah yang disebabkan virus Covid-19 karena menimbulkan reaksi pelepasan zat yang dapat merusak bagian dari pembuluh darah dan mempengaruhi bahan-bahan yang mengontrol normalnya pembekuan darah.
Jika seseorang terinfeksi Covid-19, kata dia, cenderung darahnya menjadi lebih kental sehingga lebih mudah membeku dan pembuluh darahnya jadi mudah tersumbat.
Advertisement