Khofifah Harap Diaspora Indonesia Bantu Bangun Akses Pasar Produk UMKM Jatim

UMKM Virtual Expo merupakan inisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang bersinergi dengan Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta Kadin.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2020, 00:30 WIB
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengharapkan Diaspora Indonesia di luar negeri agar membantu membangun akses pasar bagi produk UMKM Jawa Timur (Jatim).

Oleh karena itu, ada ajang UMKM Virtual Expo menjadi terobosan membangun akses pasar bagi seluruh produk lokal ke luar negeri.

"Pasar UMKM akan terbantu dengan membuka pintu dan ruang baru dalam memasarkan hasil produksinya," tutur Khofifah saat membuka UMKM Virtual Expo secara daring di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, (16/10/2020), seperti dikutip dari Antara.

UMKM Virtual Expo merupakan inisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang bersinergi dengan Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta Kadin.

Menurut Khofifah, program tersebut juga bisa membangun akses Diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya yang bekerja sama dengan Jatim, yaitu Diaspora Indonesia di Qatar, Mesir dan Afrika Selatan. 

"Besar harapan kami kepada Diaspora Indonesia di luar negeri agar bisa membantu membangun akses pasar bagi produk UMKM Jatim," ucapnya.

Mantan Menteri Sosial itu juga menyampaikan bahwa selama ini ada beberapa kendala yang dialami UMKM saat melakukan ekspor, semisal terkendali proses perizinan, sertifikasi, dokumen ekspor dan proses pembayaran.

"Dengan adanya diaspora di negara tujuan ekspor, diharapkan bisa mempermudah dan memberikan informasi agar bisa diakses oleh para UMKM yang akan melakukan ekspor," ujar dia.

Saat masa pandemi COVID-19 ini, kata dia, UMKM Jatim secara konsisten diberikan bantuan melalui berbagai program oleh pemerintah, baik pusat maupun provinsi. 

Bantuan tersebut diberikan mulai dari hibah Banpres PUM, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan dagulir dan sebagainya yang diharapkan mampu menggerakan roda ekonomi UMKM di Jatim.

"Artinya, dengan kolaborasi antara pemerintah, BI dan Diaspora maka menjadi pintu pembuka harapan baru bagi pelaku UMKM Jatim untuk bisa memperluas pasar, khususnya perdagangan antarnegara," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Peran UMKM di Negara Berkembang Sangat Signifikan

Pedagang kerajinan menunggu pembeli saat pameran UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 berlangsung hingga 22 Desember. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Difi Ahmad Johansyah menuturkan, peran UMKM di negara berkembang sangat signifikan, khususnya bagi perekonomian.

"Setahun terakhir, kami sudah berkomunikasi dengan Diaspora Indonesia di luar negeri agar mau menjadi partner dagang dari pengusaha UMKM di Jatim. Sudah dimulai Malaysia dan Singapura, lalu selanjutnya menyambungkan UMKM Kediri dengan Belanda dan Australia," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat (16/10/2020).

Ia mengakui, UMKM  memiliki kontribusi besar dalam mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, sekaligus mengurangi jumlah pengangguran dan penciptaan nilai tambah dalam PDB. Menurut data BPS, di Indonesia terdapat lebih dari 26 juta UMKM atau 98,68 persen dari total usaha non-pertanian.

Dari sektor tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 59 juta orang atau 75,33 persen dari total tenaga kerja non-pertanian di Tanah Air.

Dari sisi sektoral, mayoritas UMKM Indonesia merupakan pelaku usaha di sektor perdagangan besar dan eceran (46,40 persen) , penyediaan makan minum (16,99 persen) dan industri pengolahan (16,68 persen).

"Dengan kontribusi sebesar itu, sebagai upaya mendorong pertumbuhan UMKM maka faktor kualitas produk dan akses pasar harus diperhatikan," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya