Seorang Guru Sejarah di Prancis Dipenggal oleh Terduga Teroris

Seorang pria yang diduga sebagai teroris memenggal kepala seorang guru sejarah di pinggiran kota Paris.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2020, 11:01 WIB
Polisi di TKP pembunuhan guru sejarah di Prancis (@ajenglish/Twitter).

Liputan6.com, Conflans Sainte Honorine - Seorang pria terduga teroris memenggal kepala seorang guru sejarah di pinggiran kota Paris pada Jumat sore dan kemudian ditembak mati oleh polisi, kata jaksa anti-teror Prancis.

Dikutip dari CNN, Sabtu (17/10/2020), Tubuh korban ditemukan di Éragny-sur-Oise, barat laut ibukota Prancis. Kantor kejaksaan membenarkan bahwa penyerang dibunuh oleh polisi di daerah yang sama.

Kantor kejaksaan mengatakan bahwa empat orang telah ditahan setelah serangan fatal di pinggiran kota Paris. Korban adalah seorang guru di sebuah sekolah menengah di wilayah Conflans-Sainte-Honorine.

Polisi hanya memberikan sedikit rincian lainnya tentang penyerang, korban atau insiden tersebut. Kantor kejaksaan anti-teror telah mengambil alih penyelidikan serangan itu, namun belum berbicara secara terbuka tentang motifnya.

"pembunuhan keji ini terjadi kepada salah satu pembantu saya, seorang guru," imbuh Menteri Pendidikan Prancis Jean Michael Blanquer.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tanggapan Presiden Macron Terhadap Insiden Tersebut

Emmanuel Macron memimpin jalannya upacara peringatan tiga tahun tragedi Charlie Hebdo. (AP)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam insiden pembunuhan keji ini. Macron mengunjungi sekolah tempat guru tersebut bekerja di kota Conflans-Saint-Honorine setelah pembunuhan itu terjadi.

"Serangan ini tidak boleh memecah belah Prancis karena itulah yang diinginkan oleh para pelaku. Kita harus berdiri bersama sebagai warga negara,” imbuhnya.

Dikutip dari AP, seorang pejabat polisi mengatakan bahwa pelaku bersenjatakan pisau dan airsoft gun. Pelaku ditembak mati sekitar 600 meter (yard) dari tempat guru laki-laki itu terbunuh setelah dia tidak menanggapi perintah untuk meletakkan senjatanya.

Guru itu menerima ancaman dari pelaku setelah membuka diskusi tentang karikatur sekitar 10 hari yang lalu.

 

Reporter: Ruben Irwandi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya