Liputan6.com, Jakarta - Bisnis rumahan menjadi salah satu solusi saat pandemi virus Covid-19, terutama bagi yang dirumahkan atau bahkan menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Lantaran, modal yang diperlukan tidak perlu besar yang terpenting niat dan mau berusaha.
Salah satunya Olivia Christina (27) asal Cibubur Jakarta Timur. Semenjak ada covid-19, ia memanfaatkan kesempatan kebijakan WFH dari kantornya untuk membuka bisnis kuliner, yakni puding.
Advertisement
Awalnya memang ia ingin memulai bisnis, namun tak kunjung terwujud karena bingung bisnis apa yang cocok untuknya. Hingga pandemi datang ia tercetus ide untuk menjual puding. Sedari dulu Olivia gemar membuat hidangan dessert seperti puding, lalu keluarganya merekomendasikan agar puding buatannya dijual saja.
Lalu, pada Juli 2020 dengan modal Rp 200 ribu ia memberanikan diri membeli bahan-bahan untuk puding. Dan berinovasi membuat puding yang unik sehingga calon pelanggan semakin tertarik dengan puding buatan Olivia.
“Sebenarnya gara-gara pandemi saya jadi WFH, setelah WFH punya lebih banyak waktu luang, dan saya juga suka bikin desert di rumah, tadinya buat saya bagikan ke keluarga. Eh ternyata pada suka, terus saya direkomendasikan untuk jualan saja katanya sayang kalau tidak dijual rasanya enak,” kata Olivia kepada Liputan6.com, Minggu (18/10/2020).
Brand pudingnya ia dinamakan Momo Kitchen, yang menyediakan puding kreatif nan unik seperti puding buket bunga dan puding mirror glaze. Rasa dan tema puding bisa di request sesuai keinginan.
Kata Olivia, di masa pandemi seperti ini, Momo Kitchen ingin membantu orang-orang untuk mengekspresikan perasaannya dalam bentuk puding yang cantik dan enak. #SayItWithMomo.
Untuk saat ini semua kegiatan berusaha masih dikerjakan sendiri, mulai marketing, mengatur keuangan, membeli bahan-bahan hingga urusan dapur. Hal itu tidak menjadi beban baginya, malahan ia senang melakukan suatu pekerjaan yang bisa menggabungkan antara hobi dan bisnis.
Sementara untuk penjualannya, baru ke daerah Jakarta, Depok, Bekasi, dan Bogor. Memang ia ingin puding buatannya dicicipi oleh seluruh masyarakat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, namun karena puding merupakan makanan yang tak tahan lama, maka saat ini masih fokus di empat daerah saja.
“Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor masih sekitar itu saja. Puding kan bentuknya tidak bisa tahan lama, jadi saya fokus di kota-kota yang pengirimannya itu maksimal 1 jam,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jual 5 Puding per Hari
Dalam sehari ia bisa menjual 5 puding, dan omsetnya bisa mencapai Rp 3 juta perbulan. Ia sengaja tidak menjual banyak dalam sehari, karena sistem penjualannya pre order. Untuk harga pudingnya sendiri bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu hingga yang paling mahal Rp 280 ribu.
Perempuan yang berprofesi sebagai pegawai swasta ini mengatakan dirinya selalu berupaya meningkatkan penjualan pudingnya, dengan cara mengeluarkan menu-menu baru setiap minggu agar pelanggan tidak bosan dengan menu yang sudah ada sebelumnya.
Selain itu, ia juga melihat perkembangan tren di masyarakat. Supaya ia bisa menciptakan pudding variasi baru sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. “Saya juga lihat tren, saya coba bikin juga saya selalu nanya ke customer kurangnya apa supaya bisa meningkatkan kualitas,” ujarnya.
Bagi Anda yang tertarik dan penasaran dengan Pudding buatan Olivia bisa mengakses media sosial Instagram @Momokitchen.id, disana dijelaskan berbagai variasi puding yang menarik. Demikian Olivia berharap kedepannya bisa memperluas usahanya dan bisa membuka toko offline “Pudding House” di Bogor dan di Jakarta.
Ia pun sangat tertarik jika berkesempatan mendapatkan free pemakaian kitchen dari Everplate. “Tertarik banget sih, apalagi free kitchen everplate itu bisa memperluas dan mengembangkan usaha saya,” ungkapnya.
Lanjutnya, di masa pandemi covid-19 ini ia berpesan kepada generasi cuan lainnya agar tetap optimis, dan semangat. Jangan menyerah dan selalu cari celah untuk bisa mencapai mimpi-mimpi, selain itu harus bisa menerima kritikan serta masukan agar usaha semakin maju lagi.
Advertisement