Ratusan Santri di Tangerang Reaktif, 10 di Antaranya Dinyatakan Positif Covid-19

Ratusan santri di Pondok Pesantren Yayasan Insan Pratama di Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, reaktif Covid-19 saat menjalani rapid test.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 17 Okt 2020, 17:15 WIB
Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan santri di Pondok Pesantren Yayasan Insan Pratama di Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, reaktif Covid-19 saat menjalani rapid test. Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat pun langsung mengunjungi pesantren tersebut.

Satgas ingin memastikan penanganan kasus Covid-19 di pesantren itu berjalan baik. Apalagi ada kabar, bila yayasan malah memulangkan santri yang reaktif ke rumah masing-masing.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dr Desi Riana Dinardianti menegaskan, seharusnya saat hasil rapid test reaktif, santri tersebut harusnya tetap berada di pesantren agar terawasi.

"Santri yang hasilnya reaktif harusnya dilakukan pemisahan dan tidak dicampur dengan santri-santri yang lain dan para santri yang reaktif tersebut tidak diizinkan untuk keluar karena dalam pengawasan," kata Desi, Sabtu (17/10/2020).

"Harusnya santri tidak dipulangkan tetapi harus isolasi mandiri dan dipisahkan dengan santri yang lain selama 14 hari, begitu juga yang positif harus di isolasi di Rumah Sakit yang ditunjuk atau di Hotel Singgah penanganan Covid-19 di Hotel Yasmin Kabupaten Tangerang," lanjut dia.

Namun, bila sudah terlanjur berpindah tempat, santri yang hasil rapid testnya reaktif harus melakukan isolasi mandiri agar virus Corona yang diduga menginfeksinya tidak menyebar ke lingkungan baru.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dijemput Orangtua, Bukan Dipulangkan

Pengelola pesantren, Ali Mukafi menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan Puskesmas Sukamulya untuk melakukan rapid test kepada santri dan pengajar. Berdasarkan rapid test tersebut, ada 164 santri yang hasilnya reaktif.

Pihak yayasan lantas melakukan swab test kepada ratusan santri dan pengajar. Hasilnya, terdapat 9 santri dan satu pengajar yang positif Covid-19.

"Hasil swab tersebut kebanyakan hasilnya negatif, yang positif 10 orang termasuk tenaga pengajar satu orang dan sekarang lagi isolasi mandiri," jelas Ali.

Dia mengatakan, semua santri sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. Pasalnya, pihaknya tidak bisa menahan ketika para orangtua santri hendak menjemput anak-anaknya.

"Tapi sebelum pulang semua orangtua dipastikan untuk melakukan isolasi mandiri dan tes swab mandiri, semuanya tertuang dalam surat perjanjian kepulangan santri," kata Ali.

Untuk proses belajar mengajar selama santri pulang ke rumah, santri belajar melalui metode daring, agar santri tetap belajar walaupun jarak jauh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya