TGPF Penembakan Intan Jaya Serahkan Laporan ke Menko Polhukam Besok

Dia pun tak mengungkapkan alasan laporan hasil investigasi tersebut akan diumumkan langsung oleh Mahfud.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 18 Okt 2020, 09:32 WIB
Investigasi rampung, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Penembakan Intan Jaya kembali ke Jakarta. (Liputan6.com/Fachrur Rozie))

Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) penembakan Intan Jaya, Benny Mamoto mengatakan, pihaknya akan menyerahkan hasil investigasi soal penembakan di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya kepada Menko Polhukam Mahfud MD pada Senin (19/10/2020). 

"Perlu kami sampaikan bahwa nanti menyangkut capaian tim akan disampaikan langsung oleh Bapak Menko pada hari Senin," kata Benny seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Sabtu (17/10/2020).

Dia pun tak mengungkapkan alasan laporan hasil investigasi tersebut akan diumumkan langsung oleh Mahfud. Menurut Benny, penyidikan yang dilakukan TGPF lebih banyak menggunakan pendekatan kultural sehingga memerlukan kerelaan pihak yang diundang untuk bersaksi terkait insiden itu. 

"Perlu kami sampaikan bahwa ketika kami turun yang kami kedepankan adalah pendekatan kultural. Kami bukan penyidik. Kami semata-mata hanya mengumpulkan fakta lapangan, sehingga teknis menggali informasi kami yang harus datang atau kerelaan sendiri ketika kami undang," katanya. 

Ketua Harian Kompolnas ini pun berterima kasih atas segala bentuk kerja sama yang dilakukan oleh para anggota tim yang bertugas. Menurut dia, anggota TGPF Intan Jaya memiliki komitmen yang tinggi untuk membuat kasus ini menjadi terang. 

"Pak Menko telah menyusun tim yang terdiri dari akademisi, kejaksaan, Polhukam sendiri, serta tokoh agama. Dan ternyata komitmen tim yang begitu tinggi solid dan penuh semangat itulah yang membuat 14 hari bisa dengan padat kita bisa melakukan berbagai kegiatan dan mencapai target," kata Benny. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kumpullkan Data dan Kroscek

Kegiatan yang dilakukan oleh TGPF di Bumi Cenderawasih itu, antara lain mengumpulkan data, melakukan kroscek informasi, serta berkomunikasi dengan tokoh agama dan masyarakat. 

"Saya melihat, keterwakilan dari pihak yang mengadukan ikut dalam tim kami itulah salah satu bentuk transparansi. Saya yang dituakan di tim memberi kesempatan seluas-luasnya perwakilan untuk bertanya mengklarifikasi. Bisa dipastikan laporan dari tim ini yang akan dipercaya, karena diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menggali," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya