Disfungsi Seksual karena Stres Selama Pandemi COVID-19 Bisa Terjadi

Disfungsi seksual karena stres selama pandemi COVID-19 bisa terjadi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Okt 2020, 22:00 WIB
Disfungsi seksual karena stres selama pandemi COVID-19 bisa terjadi. /copyright: unsplash/alexandru acea

Liputan6.com, Jakarta Medical and Scientific Information Manager PT Dexa Medica dr Ratna Kumalasari mengatakan, disfungsi seksual karena stres dan lelah selama pandemi COVID-19 bisa saja dialami pria. Disfungsi seksual merupakan hambatan pada proses seksual yang meliputi gairah seksual, ereksi, senggama, dan ejakulasi.

"Di masa pandemi saat ini, besar kemungkinan pria mengalami kelelahan dan stres akibat kondisi finansial dan bisnisnya yang terdampak COVID-19," ujar Ratna dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (18/10/2020).

Stres dan lelah dapat menjadi pemicu meningkatnya disfungsi seksual pada pria. Meski belum ada penelitian khusus di Indonesia, ada survei yang dilakukan di Inggris dan Amerika.

Bahwa terdapat peningkatan kebutuhan produk dan layanan terhadap disfungsi seksual 5 sampai 13 persen selama masa pandemi COVID-19.

"Hal ini perlu menjadi perhatian serius. Karena bagaimanapun akan memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Sebab pria merupakan kepala keluarga," lanjut Ratna.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Faktor Penghambat Fungsi Seksual

Penghambat fungsi seksual. ilustrasi mengatasi depresi/unsplash

Ada dua faktor penyebab yang menjadi penghambat fungsi seksual, yaitu fisik dan psikologis.

“Secara fisik biasanya disebabkan oleh penyakit, seperti diabetes, hipertensi, rendahnya kadar testosteron, gangguan neurologi/saraf, gangguan pembuluh darah, dan penggunaan obat-obatan tertentu,” jelas Ratna.

"Untuk penyebab psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, misal faktor individu, seperti kurang percaya diri, depresi, kelelahan, stres, ketakutan, dan frustrasi. Kemudian faktor interpersonal, yakni minimnya komunikasi dan ketakutan untuk menjalin intimasi, serta faktor psikososial (trauma seksual dan ekspektasi terlalu tinggi terhadap orang lain).


Infografis eksploitasi seksual anak

Infografis eksploitasi seksual anak (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya