Liputan6.com, Jakarta Bantuan Sosial Tunai atau BST menjadi bagian dari kebijakan jaring pengaman sosial yang dilaksanakan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional akibat dampak dari covid-19. Adapun target sasaran penerima BST sebanyak sembilan juta KPM di seluruh Indonesia hingga Desember 2020. Untuk Wilayah III, targetnya sebanyak 2.459.431 KPM.
Penyaluran BST dilakukan melalui PT Pos Indonesia dan Himpunan Bank Negara (Himbara). Untuk penyaluran BST pada Oktober di wilayah Jawa Timur, PT Pos Indonesia diberi target sebanyak 1.280.646 KPM, senilai Rp384 miliar. Untuk Himbara diberi target 127.055 KPM, senilai Rp38 miliar.
Advertisement
Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara menjelaskan gagasan BST merupakan cara pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah situasi pandemi covid-19. Gagasan ini diperlukan untuk membantu pelaku ekonomi agar lebih kreatif dalam menyediakan layanan dan inovasi produk yang tepat untuk kepentingan pemulihan ekonomi sekaligus mencegah penyebaran virus.
Pekan lalu, warga Surabaya yang terdampak Covid-19 telah mendapatkan bantuan sosial tunai (BST) senilai Rp 300 ribu.
"Saya berharap masyarakat yang terdampak covid-19 di Kota Surabaya ini sudah mendapatkan bantuan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga, khususnya kebutuhan pangan," ujar Juliari.
Untuk penyaluran BST di Kota Surabaya, PT Pos Indonesia diberi target 219.391 KPM, senilai Rp65 miliar. Untuk Himbara, diberi target 5.864 KPM, senilai Rp1,7 miliar.
Garda Terdepan di Daerah 3T
Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menyatakan dukungan terhadap kelancaran program BST.
"PT Pos mendukung BST ini dengan membantu pemerintah menyalurkan ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)," ucap Faizal.
Petugas PT Pos menjadi garda terdepan dalam menyalurkan BST di daerah 3T. Petugas harus menggunakan boat khusus lokasi pesisir, naik perahu ke wilayah pesisir, dan ada petugas PT Pos yang harus mengendarai motor ke daerah hutan dengan medan yang sulit ditempuh.
"Ada perlakuan khusus diberikan per tiga bulan sekali untuk mengurangi risiko yang ada. Para petugas PT Pos ini juga sudah dibekali dengan keselamatan yang menjadi pekerjaan dari melewati kawasan 3T," kata Faizal.
Salah satu yang menjadi target PT Pos dalam mengendalikan BST karena PT Pos mempunyai sistem PGM (Pos Giro Mobile).
"Setiap keluarga penerima manfaat (KPM) dibuatkan satu rekening giro. Semua terdokumentasi dengan baik, ada foto penerima bantuan, uang bantuannya, dan diunggah ke sistem mobile PT Pos, sehingga Kemensos bisa melihat real time untuk penyaluran BST ini," ucap Faizal.
(*)
Advertisement