Liputan6.com, Jakarta - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, angkat bicara soal belajar secara daring di saat masa pandemi Covid-19 ini. Menurut dia, belajar daring memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.
"Jadi belajar di rumah, materi belajar disampaikan kepada orangtua, kalau misalkan tidak bisa dengan cara lisan, dikirim tertulis melalui mungkin pakai pos atau apapun caranya yang orangtua nantinya bisa menyampaikan ke anak dengan cara yang lebih fleksibel. Enggak usah kaku," kata Kak Seto saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (18/10/2020).
Advertisement
Dia menjelaskan, baik orangtua dan sekolah perlu memperhatikan tingkat stres dan kesehatan anak saat belajar secara online di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut merupakan salah satu dari isi pendidikan yang mesti diberikan kepada para siswa.
"Tidak usah terlalu menekankan pada penuntasan kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Jadi masing-masing daerah berbeda kan. Kalau Jakarta lancar internetnya, kuotanya cukup, ada alatnya, ya silakan. Tapi ada yang enggak sampai. Mungkin susah sinyal, kuota habis, mungkin enggak punya laptop atau handphone, ya sesuatu yang langsung pratik saja," ungkap Kak Seto.
Dia meminta, seluruh instansi pendidikan dapat menyatakan semua anak didiknya naik kelas ataupun lulus. Hal itu demi menjaga tekanan mental yang diterima anak, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
"Supaya anak tidak ada tekanan-tekanan baik dari guru maupun orangtuanya sendiri. Lah anak-anak kan bisa stres semua, ada yang akhirnya dipukul orangtuanya, ada yang kemarin kasus di Gorontalo bunuh diri. Nah, itu kan tanpa sadar kekerasan pada anak atas dasar pendidikan," kata Kak Seto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Batasan
Menurut Kak Seto, ada batasan anak dalam menatap layar virtual selama pembelajaran.
Berdasarkan ahli kesehatan mata, untuk anak TK maksimal menatap layar virtual selama 1 jam per hari, anak SD hingga usia 12 tahun maksimal 1,5 jam per hari, dan anak SMP SMA hingga usia 18 tahun maksimal 2 jam per hari.
Poin penting dalam menerapkan belajar online adalah lebih kepada menciptakan suasana menyenangkan bagi anak saat menjalani proses belajar mengajar. Jadi bukan apa yang dipelajari semacam pendidikan matematika atau pun PPKN, namun berupaya membuat berbagai kondisi yang akhirnya mengandung proses belajar.
"Jadi caranya jangan istilahnya belajar dari rumah atau learning from home, harusnya belajar di rumah. Kalau dari rumah seolah-olah menatap ke sekolah, caranya ya itu layar. Jadi tidak sehat. Ada bahkan TK yang membuka layar dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang. Itu kan bukan hanya kekerasan tapi kekejaman terhadap anak," Kak Seto menandaskan.
Advertisement