6 Pernyataan Wagub Terkait Penanganan Banjir Jakarta

Salah satunya, Riza menyebut, sistem peringatan dini terkait banjir di Ibu Kota sudah berjalan dan masih terus dievaluasi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Okt 2020, 06:33 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait penanganan banjir di Ibu Kota.

Mengingat saat ini, musim hujan sudah mulai datang dan banjir menjadi langganan terjadi di Jakarta.

Salah satunya, Riza menyebut, sistem peringatan dini terkait banjir di Ibu Kota sudah berjalan dan masih terus dievaluasi.

"Sudah diprogramkan, sudah dimulai, tapi kan anggarannya terbatas. Jadi kemarin perintah gubernur dengan segala keterbatasan tetap dibuat sistem pengendalian banjir," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat malam, 16 Oktober 2020.

Selain itu, Riza mengimbau kepada masyarakat Ibu Kota agar bersiap menghadapi musim penghujan. Dia meminta masyarakat membuat sumur-sumur resapan mengantisipasi banjir.

"Kita membutuhkan dukungan dari semua masyarakat, setidaknya masyarakat kita minta satu untuk juga membuat sumur-sumur resapan," ujar Riza saat meninjau Kali Sentiong, Jakarta, Minggu, 18 Oktober 2020.

Berikut 6 pernyataan Wagub DKI Jakarta terkait penanganan banjir Ibu Kota dihimpun Liputan6.com:

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Peringatan Dini Banjir Jakarta Sudah Mulai Berjalan

Petugas dari Pemprov DKI berada di lokasi speaker peringatan banjir di salah satu lokasi langganan banjir. (Dok BPBD DKI)

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyebut, sistem peringatan dini terkait banjir di Ibu Kota sudah berjalan dan masih terus dievaluasi.

Kata dia, peringatan dini merupakan salah satu bentuk pengendalian banjir untuk masyarakat di Jakarta.

"Sudah diprogramkan, sudah dimulai, tapi kan anggarannya terbatas. Jadi kemarin perintah gubernur dengan segala keterbatasan tetap dibuat sistem pengendalian banjir," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat malam, 16 Oktober 2020.

Politikus Gerindra itu menjelaskan, Pemprov DKI saat ini masih mempersiapkan panduan dan penggunaan dari sistem peringatan dini banjir. Sistem tersebut nantinya dapat diakses melalui sebuah aplikasi.

"Melalui sistem ada sistem early warning juga ada. Kita siapkan buku panduan sampai simulasi," papar Riza.

 


Ada Pengurangan Jumlah Titik Genangan

Kendaraan bermotor melintasi jalan yang tergenang air rob (banjir pasang air laut) di Kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Banjir rob di Pelabuhan Muara Baru tersebut terjadi akibat cuaca ekstrem serta pasangnya air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lalu, Riza menyebut adanya peningkatan signifikan terkait penanggulangan banjir di Ibu Kota. Salah satunya yakni terkait berkurangnya titik-titik genangan.

"Memang debit semakin tinggi, tapi progresnya sangat kelihatan, lihat jumlah genangannya berkurang, bisa lihat jumlah yang mengungsi yang berkurang, semua berkurang terus seiring berjalannya waktu," kata Riza saat dikonfirmasi, Sabtu, 17 Oktober 2020.

Saat ini kata dia, Pemprov DKI Jakarta masih terus melakukan pengerukan di sejumlah sungai hingga waduk untuk mengendalikan banjir saat musim hujan. Saat ini kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air.

"Traktor, ekskavator, truk kita bekerja setiap hari untuk memastikan agar volume tabungan air terus bertambah, meningkat, air dialirkan, sedot, dipindahkan. lumpur, tanah, dikeruk. Kemudian diperbaiki sungai, waduk, situ, danau, semuanya," papar dia.

 


Tinjau Lansung Kali Sentiong Antisipasi Banjir

Petugas PPSU membersihkan sampah saat pengoperasian Nano Bubble dan Aerator di Kali Sentiong atau Kali Item, Jakarta, Kamis (2/8). Pemprov DKI Jakarta terus berupaya membersihkan dan mengurangi bau tak sedap di Kali Item. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Riza meninjau Kali Sentiong, Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu, 18 Oktober 2020. Riza meninjau antisipasi banjir di musim hujan.

"Jadi sebagaimana kita ketahui bersama ya, Jakarta ini karena luas wilayahnya rendah datarannya, jadi ada tiga yang menyebabkan banjir di Jakarta, pertama banjir lokal, ya, kemudian banjir dari hulu, ya, dari dataran tinggi, dan ketiga banjir dari rob, dari laut yang pasang," ujar Riza.

Riza mengatakan, dalam beberapa bulan ke depan, DKI Jakarta akan menghadapi musim penghujan dengan curah tinggi. Apalagi, fenomena La Nina juga menghantui Ibu Kota.

"Kemudian yang perlu kami sampaikan memang setiap tahun ini ke depan curah hujan meningkat terus, tidak seperti biasanya, dan yang lain lagi yang perlu diantisipasi ya ada anomali cuaca, perubahan iklim termasuk ada La Nina," kata dia.

 


Lakukan Pengerukan 13 Sungai

Alat berat mengeruk sampah bercampur lumpur di aliran Banjir Kanal Barat, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pengerukan serta pembersihan waduk, sungai, dan saluran air dari lumpur juga sampah untuk mencegah pendangkalan serta mengantisipasi banjir saat musim hujan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Riza mengatakan, berdasarkan perkiraan, pada Desember 2020 mendatang hingga awal 2021 akan terjadi peningkatan debit air di Jakarta.

Maka dari itu, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah berusaha mengantisipasi hal yang tak diharapkan termasuk banjir.

"Kita melakukan pengerukan 13 sungai, kemudian danau Situ Embung membuat sodetan-sodetan dan juga mempersiapkan seluruh pompa yang kita miliki, kita perbaiki, kita evaluasi, dan memastikan seluruh petugas jajaran siap," kata dia.

Dia mengatakan, dalam mengantisipasi banjir di Jakarta, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah pusat. Menurutya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menyiapkan dua waduk besar di Ciawi dan Cimahi gang diharapkan selesai pada tahun 2021 mendatang.

"Jika dua waduk tersebut selesai dan dapat digunakan sesuai fungsinya, maka bisa mengurangi 11 persen potensi banjir di Jakarta," ucap dia.

 


Minta Warga Buat Sumur Resapan

Salah satu sumur resapan yang dibuat di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Sudin Perindustrian dan Energi Kota Administrasi Jakpus membuat sekitar 70 titik sumur resapan di taman kawasan Monas guna meminimalisir genangan sekaligus menampung air saat hujan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Riza pun mengimbau masyarakat ibu kota bersiap menghadapi musim penghujan. Dia meminta masyarakat membuat sumur-sumur resapan mengantisipasi banjir.

"Kita membutuhkan dukungan dari semua masyarakat, setidaknya masyarakat kita minta satu untuk juga membuat sumur-sumur resapan," ujar Riza.

Riza menyebut, program sumur resapan merupakan program dari gubernur-gubernur DKI terdahulu.

Sejak zaman Sutioso hingga Anies-Sandi, program sumur resapan ini terus digaungkan Pemprov DKI saat akan menghadapi musim penghujan.

"Program ini sudah lama dari zaman Bang Yos, Bang Fauzi Bowo Foke sudah dibuat, hingga Bapak Jokowi, Ahok, Djarot semua, program Pak Anies juga Pak Sandi juga. Kita akan teruskan supaya masyarakat terlibat aktif membuat sumur-sumur resapan," kata dia.

 


Jangan Buang Sampah Sembarangan

Pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Sementara Kalibata, Jakarta, Jumat (10/4/2020). Kadis Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih mengatakan terjadi penurunan tonase sampah rata-rata 620 ton per hari selama penerapan WFH akibat pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain itu, Riza juga mengimbau warga DKI tidak membuang sampah sembarangan serta berperan aktif membersihkan selokan-selokan di lingkungan sekitar.

"Yang tidak kalah penting, mari kita semua masyarakat warga Jakarta untuk disiplin tidak membuang sampah, yang ketiga juga membantu membersihkan lingkungan sekitarnya di rumah-rumah, selokan-selokan, yang terjadi hari ini Pak Wali juga mengajak seluruh warga di semua titik untuk terlibat aktif dalam rangka pembersihan lingkungan," jelas Riza.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya