Len Terus Garap Jaringan Proyek KA Trans Sulawesi Meski Pandemi Covid-19 Mengadang

PT Len Industri (Persero) tengah menyelesaikan pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare sepanjang total 102,4 km.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 19 Okt 2020, 20:00 WIB
PT Len Industri (Persero) tengah menyelesaikan pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare sepanjang total 102,4 km. (Humas Len Industri)

Liputan6.com, Bandung - Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero) Linus Andor M. Sijabat mengatakan, pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi proyek kereta api Trans Sulawesi jalur Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle lintas Makassar-Parepare sepanjang total 102,4 km.

Dalam pekerjaan tersebut, Andor menjelaskan, PT Len Industri sedang menggarap sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, dan power system (catu daya), dari pekerjaan instalasi, testing dan pengawasan, hingga pekerjaan sipil.

"Len Industri telah menyuplai perangkat sistem persinyalan berupa vital dan non-vital interlocking system, perangkat outdoor persinyalan, catu daya, radio, CCTV, hingga CTS (Centralized Traffic Supervisory)," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (19/10/2020).

Jalur Mandalle-Palanro dikerjakan oleh PT Len Industri di lintasan sepanjang 42,8 km dan jalur Mandai-Mandalle di lintasan sepanjang 59,6 km oleh anak perusahaan mereka PT Len Railway Systems. Jalur kereta api Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle merupakan bagian dari lintas Makassar-Parepare dengan panjang lintasan kurang lebih 145 km dan menghubungkan Kota Makassar menuju Kota Parepare. Di mana lintas Makassar-Parepare merupakan tahap pertama pembangunan jaringan jalur kereta api pertama di Pulau Sulawesi, yaitu Trans Sulawesi.

Andor lebih jauh menjelaskan, tujuan pembangunan Trans Sulawesi adalah untuk menghubungkan perkotaan atau wilayah yang memiliki potensi angkutan penumpang, barang, atau komoditas berskala besar dan berkecepatan tinggi, tetapi konsumsi energi tetap rendah.

"Trans-Sulawesi juga mendukung perkembangan perkotaan terpadu melalui integrasi perkotaan di wilayah pesisir, baik industri maupun pariwisata, serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan," katanya.

Sementara itu, pimpinan Proyek Jalur Mandalle-Palanro PT Len Industri Beni Rahadian mengatakan, jalur kereta api sepanjang 102,4 km dari Mandai hingga Palanro akan memanfaatkan sistem persinyalan SiLSafe4000 yang merupakan sistem interlocking (vital interlocking system) berbasis CBI (Computer Based Interlocking) generasi baru yang dibuat oleh Len Industri. SiLSafe4000 juga sudah tersertifikasi level keamanannya SIL-4 (Safety Integrity Level).

"Tantangannya sekarang cuaca di area proyek memasuki musim hujan. Oleh karenanya, kontraktor sekarang sedang bekerja ekstra untuk menyelesaikan bangunan atap gedung equipment room dan gedung ruang radio peralatan-peralatan kita. Kemudian, pembangunan 20 ruangan baru gedung peralatan persinyalan diharapkan mulai bisa digunakan mulai 31 Oktober mendatang," kata Beni.

Jalur kereta api Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare melintasi empat stasiun besar, yaitu Maros, Pangkajene, Tanete Rilau, Barru serta delapan stasiun kecil yaitu Mandai, Rammang-Rammang, Labakkang, Ma’rang, Mandalle, Takalasi, Mangkoso, Palanro. Jalur tersebut juga memiliki satu CTS di lokasi Depo dan Balai yang berada di Yasa (Maros).

"Progres pengerjaannya hingga per 11 Oktober 2020 adalah 58,9%. Diperkirakan penyelesaian proyeknya akan sedikit mundur karena imbas dari pandemi Covid-19. Kami juga sedang proses pengadaan 50% dari jumlah total kebutuhan point machine, tapi masih menunggu arahan dari Satker (Satuan Kerja) apakah memakai dua set point machine bekerja paralel atau satu set point machine ditambah satu set back drive,” ujar Beni.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini


Hubungkan Kota Besar di Sulawesi

Secara keseluruhan, Len telah terlibat dalam 120 lebih proyek persinyalan di dalam negeri, di sepanjang 2.430 km jalur kereta dan 219 stasiun. Dengan perannya dalam pembangunan Trans Sulawesi, maka akan menambah daftar keberhasilannya di dunia perkeretaapian di Indonesia.

Sebagai prioritas satu dalam pembangunan Trans Sulawesi, jalur kereta api Makassar-Parepare pada awalnya dibangun jalur tunggal, tetapi lahan yang disiapkan dapat dibangun jalur ganda.

Pemasangan rel pertama jalur Makassar-Parepare disaksikan oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat itu, Hermanto Dwiatmoko dan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo pada 13 November 2015 di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.

"Trans Sulawesi adalah jaringan jalur kereta api yang dibangun untuk menghubungkan daerah-daerah penting di Pulau Sulawesi. Proyek perkeretaapian Trans Sulawesi ditargetkan mencapai panjang 2.000 km dari Makassar ke Manado," kata Andor.

Trans Sulawesi akan menghubungkan kota-kota besar di Sulawesi seperti Makassar, Kendari, Palu, Gorontalo, Manado yang terbagi dalam beberapa jalur, antara lain Makassar-Pare-pare (145 km), Parepare-Mamuju (225 km), Makassar-Bulukumba-Watampone (259 km), Bitung-Gorontalo-Isimu (340 km), Manado-Bitung (48 km).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya