Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Kremlin di Rusia, Dmitry Peskov menepis reaksi Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab yang berbicara kepada The Times. Raab mengatakan, Rusia terlibat dalam kampanye disinformasi untuk mendiskreditkan vaksin covid-19 dari Universitas Oxford dalam upaya mempromosikan vaksin buatannya sendiri, Sputnik V.
Pada Jumat (16/10/2020), The Times mempublikasikan laporan yang menguraikan kampanye disinformasi yang dilakukan Rusia. Kampanye tersebut melibatkan penyebaran meme dan video soal vaksin covid-19 buatan Universitas Oxford, yang diproduksi oleh perusahaan farmasi AstraZeneca adalah "vaksin monyet" yang dapat mengubah orang menjadi monyet karena menggunakan virus simpanse sebagai vektornya.
Advertisement
"Kami tahu Rusia memiliki rekam jejak di bidang ini. Sebelumnya, kami sudah berkomentar dan memanggil mereka," kata Raab pada The Times.
"Siapapun yang mencoba menyabot upaya pengembangan vaksin, menurut saya sangat tercela. Ini tidak bisa diterima dan tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apapun," ujarnya menambahkan.
Tuduhan Raab langsung dibantah oleh Dmitry Peskov. Menurut jubir Kremlin itu, Rusia tidak pernah menyebarkan disinformasi tentang vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi AstraZeneca.
"Mengomentari tuduhan terhadap Rusia seperti sirkus. Rusia tidak memberikan informasi palsu kepada siapapun. Rusia dengan bangga berbicara tentang keberhasilan dan membagikan keberhasilan terkait vaksin covid-19 yang pertama kali terdaftar di dunia," ujar Peskov, dikutip dari Action News Now.
Serang Balik
Peskov malah menyerang balik Raab. Dia menuduh Inggris yang menyebarkan disinformasi tentang vaksin Rusia. Menurutnya, ini menjadi persaingan yang buruk dalam perlombaan vaksin.
"Rusia sudah memiliki dokumen untuk menjual atau bersama-sama memproduksi vaksin ini di sejumlah negara. Tentu saja di negara-negara tersebut, Rusia tidak segan-segan menginformasikan (publik) tentang keuntungan vaksin kami," kata Peskov.
"Sejumlah (produser) yang bisa disebut kompetisi, mereka yang terlibat dalam disinformasi, agen disinformasi duduk di Inggris, di antara tempat-tempat lain," ujarnya menambahkan.
Menurut The Times, Rusia memasarkan vaksin mereka di negara-negara dengan kasus covid-19 tinggi, seperti India dan Brasil.
Sementara itu, Dana Kekayaan Kedaulatan Rusia (RDIF) juga mengutuk serangan media sosial terhadap vaksin AstraZeneca.
"Kami mengutuk postingan media sosial yang ditujukan untuk merendahkan vaksin AstraZeneca yang dijelaskan oleh The Times. Kami yakin setiap upaya untuk mengolesi vaksin dengan disinformasi merupakan perbuatan tercela."
Advertisement
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.