Liputan6.com, Jakarta - Multidrug Resistance (MDR) merupakan suatu proses di mana tumor menjadi resisten terhadap berbagai obat. Hal ini menjadi penyebab utama kegagalan kemoterapi kanker.
Sel tumor sering menjadi resisten lantaran ia meningkatkan produksi protein yang memompa obat keluar dari sel, sehingga kemoterapi tidak efektif.
Baca Juga
Advertisement
Terkini, para peneliti mengembangkan nanopartikel yang dapat melepaskan semburan kalsium di dalam sel tumor yang menghambat obat keluar dan membalikkan proses MDR.
Riset yang terbit di Nano Letters, American Chemical Society itu mengungkapkan bahwa protein bernama P-glikoprotein (P-gp) berperan penting di proses MDR. P-gp berada di dalam membran sel, di mana ia menggunakan energi dalam bentuk adenosine triphosphate (ATP) untuk memompa obat keluar dari sel tumor.
Dalam penelitiannya, para ilmuwan mencoba memblokir P-gp dengan berbagai cara, seperti dengan penghambat molekul kecil atau dengan menghabiskan ATP. Namun, strategi yang selama ini diterapkan dapat menyebabkan efek samping.
Pendekatan Berbeda
Kaixiang Zhang, Zhenzhong Zhang, Jinjin Shi dan rekannya hendak memblokir P-gp menggunakan pendekatan berbeda. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kelebihan sel tumor dengan ion kalsium dapat menurunkan produksi P-gp dan menurunkan kadar ATP.
Namun dalam hal ini, tim perlu menemukan cara untuk mengirimkan semburan kalsium, bersama dengan obat kemoterapi, di dalam sel kanker.
Beranjak dari situ, peneliti membuat "calcium ion nanogenerator" (TCaNG) dengan cara memuat nanopartikel kalsium fosfat bersama obat kemoterapi doksorubisin dan kemudian melapisinya dengan molekul yang memungkinkan TCaNG menargetkan dan memasuki sel kanker.
Setelah berada di dalam sel, TCaNG memasuki kompartemen asam, tempat di mana TCaNG hancur, lalu melepaskan doksorubisin dan semburan ion kalsium.
Advertisement
Pengujian
Ketika tim menguji TCaNG pada sel kanker di laboratorium, produksi ATP dan P-gp menurun, yang memungkinkan doksorubisin membunuh sel tumor yang sebelumnya resisten.
Ketika TCaNG diujikan pada tikus dengan sel tumor, secara signifikan tumor mengecil setelah 21 hari pengobatan dibandingkan tikus kontrol, tanpa efek samping yang jelas.