Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Amerika Serikat sejak 15-19 Oktober 2020. Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Indonesia Fadli Zon menilai Prabowo memiliki kapasitas untuk memainkan kartu diplomasi dengan Amerika Serikat.
Anggota DPR RI Komisi I ini menilai, kunjungan Menteri Pertahanan RI tersebut ke Washington DC, AS memiliki sejumlah arti penting, baik bagi diplomasi pertahanan Indonesia, maupun bagi Prabowo.
Advertisement
Tak hanya itu, Fadli Zon pun memaparkan adanya sejumlah arti strategis dan taktis dari kunjungan tersebut, dari sisi diplomasi pertahanan.
"Pertama, kunjungan tersebut akan meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia-AS ke level yang lebih tinggi. Sejak 2005, hubungan militer kedua negara telah mengalami proses normalisasi," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (19/10/2020).
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini mengungkapkan, hubungan kemitraan strategis antara kedua negara sebenarnya sudah terbentuk, hal ini dibuktikan oleh sejumlah komitmen kerjasama pertahanan yang telah berhasil dicapai, di antaranya adalah penyelenggaraan forum Indonesia-US Security Dialogue, International Military Education and Training (IMET), Foreign Military Financing (FMF), dan Foreign Military Sales (FMS).
Namun menurutnya, "kemitraan strategis bukanlah sesuatu yang 'Taken for granted',". Ia juga menyampaikan pentingnya jalinan komunikasi politik intensif guna merawat relasi antara kedua negara.
"Sebagai tokoh militer terdidik dan memiliki wawasan serta jaringan internasional luas, relasi antara Prabowo dengan AS saya kira akan memberi banyak manfaat bagi kepentingan pertahanan Indonesia," imbuhnya.
"Kedua, dari sisi taktis, kunjungan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto ke AS pasti menjadi bagian dari upaya penguatan alutsista (alat utama sistem pertahanan) kita," lanjut Fadli Zon, seraya menambahkan, "Sebelum diundang ke Pentagon, kita tahu Menteri Pertahanan telah lebih dahulu melakukan kunjungan kerja ke Prancis, China, Rusia, dan Turki. Kunjungan-kunjungan itu erat kaitannya dengan diplomasi pertahanan dan rencana penguatan alutsista kita."
Saksikan Video Berikut Ini:
Menjaga Posisi Indonesia Sebagai Aktor Strategis
Namun, sambutan reaktif ternyata telah diberikan AS mengenai rencana pembelian sejumlah pesawat tempur dari Rusia, atau kapal laut dari China. Fadli Zon berpendapat, jika Indonesia meneruskan niat dan proses pembelian alutsista dari kedua negara tadi, Indonesia terancam dikenai sanksi CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act) oleh AS.
Baginya, kunjungan ke Washington DC ini sangat penting dan diperlukan, karena Indonesia yang merupakan negara berdaulat dan menganut politik luar negeri bebas-aktif.
"Selain untuk menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara, terutama dengan negara-negara besar, kunjungan ini juga diperlukan menjaga kepentingan kita dalam peningkatan kapasitas alutsista," papar Fadli Zon.
"Dan ketiga, harus diakui bahwa pandemi COVID-19 punya dampak serius terhadap dinamika geopolitik. Tren kerjasama antar-negara menurun, lembaga-lembaga internasional kian diabaikan fungsinya, dan pada sisi sebaliknya ketegangan justru semakin meningkat," katanya.
Fadli Zon kemudian menyampaikan adanya ketegangan yang serius di panggung hubungan internasional seperti krisis yang terjadi di Semenanjung Korea, penurunan hubungan Amerika-Rusia, sikap agresif China dalam memobilisasi kekuatan militernya, ketegangan yang sempat memuncak di Laut China Selatan.
Menurutnya, hal ini membuat Indonesia juga terkena dampak.
Terutama mengingat pernyataan yang tertuang di dalam dokumen kebijakan "Pivot to the Pacific atau Rebalancing toward Asia",yang menyatakan kawasan Asia-Pasifik merupakan kawasan prioritas dalam perencanaan militer, kebijakan luar negeri, serta kebijakan ekonomi Amerika.
"Sebagai salah satu negara di kawasan Asia Pasifik, jika bisa memainkan kartu, Indonesia adalah aktor penting dalam peta kepentingan Amerika di Asia Pasifik," tutur Fadli Zon.
Ia menambahkan, "Itulah sebabnya kunjungan kerja Pak Prabowo, sangat penting untuk menjaga posisi Indonesia sebagai aktor strategis di kawasan. Kartu ini saya kira harus dipergunakan untuk kepentingan nasional. Prabowo punya kapasitas memainkan isu-isu semacam ini".
Advertisement
Komitmen Kuat Prabowo pada Demokrasi
Fadli Zon selanjutnya menyebutkan, bagi Prabowo sebagai pribadi, undangan ke Pentagon itu juga memiliki banyak arti penting.
"Dia selama ini selalu dikesankan sebagai tokoh kontroversial oleh beberapa negara. Dengan kunjungannya ke Washington DC, saya kira orang akan bisa menilai secara lebih dekat bahwa Prabowo tidaklah seperti yang mereka anggap sebelum ini," sebutnya.
"Dia salah satu tokoh militer yang punya komitmen kuat pada demokrasi, berlaga di panggung politik bukan dengan modal senjata, melainkan dengan kendaraan partai politik dan mengikuti proses pemilu. Dengan memenuhi undangan AS ini, dia jadi punya kesempatan menunjukkan hal-hal itu secara langsung," lanjut Fadli Zon.
Namun, baginya, keuntungan terbesar dari kunjungan itu adalah untuk keperluan diplomasi pertahanan Indonesia. "Sebagai pemimpin dari sebuah kementerian vital dengan alokasi anggaran besar, Pak Prabowo pasti ingin memastikan politik anggaran kita punya prinsip, tepat guna, efisien, dan ekonomis," tambahnya.
Selain itu, pertimbangan dalam pengadaan alutsista, tidak semata-mata cepat dan efisien, namun juga harus mempertimbangkan geopolitik dan geostrateginya.
"Itu sebabnya, Indonesia perlu menjaga level kedekatan yang sama dengan semua negara-negara besar. Dan Prabowo punya kapasitas personal untuk memainkan kartu-kartu diplomasi kita di level itu".