Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mendorong para lulusan sarjana untuk menjadi tenaga kerja mandiri, sehingga bisa membuka lapangan kerja baru.
"Percayalah, pemerintah memiliki itikad dan kemauan baik untuk mereka yang belum mendapatkan pekerjaan agar mendapatkan kemudahan. Yang penting justru kita dorong adalah untuk menjadi tenaga kerja mandiri, sehingga membuka lapangan pekerjaan," kata Muhadjir dalam pidato ilmiah secara daring pada wisuda ke-97 Periode III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Senin (19/10/2020).
Advertisement
Muhadjir mengatakan itikad dan kemauan baik pemerintah agar angkatan kerja mendapatkan pekerjaan dan kemudahan, baik untuk menjadi bagian dari sebuah perusahaan besar atau membuat perusahaan-perusahaan kecil.
Di hadapan wisudawan, Muhadjir yang berpidato secara luar jaringan (luring) itu berpesan agar para lulusan tersebut segera masuk menjadi bagian angkatan kerja produktif. "Jangan menunggu dan menunda-nunda, termasuk dari mereka yang berangkat dari basis ekonomi kuat dan menengah," tuturnya yang dikutip dari Antara.
Ia mengingatkan agar para lulusan untuk menantang segala macam hambatan, rintangan dan kesulitan di dunia kerja.
"Karena dengan menantang segala kesulitan di dunia kerja itu, anda lah yang akan menjadi juaranya. Tidak ada ceritanya orang besar dan berhasil tanpa ada tantangan, tidak ada ceritanya orang yang bisa membuat sejarah, tanpa harus menerobos berbagai macam halangan dan rintangan," kata Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir mengajak seluruh wisudawan untuk tidak gampang menyerah, optimistis dan terus menatap masa depan dengan sebaik-baiknya.
Pada kesempatan itu, Muhadjir berharap kepada angkatan kerja baru ini untuk siap menantang segala rintangan dunia kerja yang bakal dihadapi di masa depan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2020, kata dia, kondisi angkatan kerja Indonesia adalah 56,82 persen pendidikannya SD sampai SMP, sedangkan 30,16 persen sisanya berpendidikan SMA/SMK, dan 13,02 persen adalah angkatan kerja yang berpendidikan diploma ke atas atau pendidikan tinggi.
"Tentu saja tidak mudah bagi pemerintah untuk meningkatkan komposisi angkatan pendidikan ini. Karena target kita, mestinya, tamatan SD dan SMP dari waktu ke waktu harus semakin kecil. Kita upayakan angkatan kerja tamatan SD dan SMP bisa menembus angka 30 persen," kata Muhadjir yang juga Wakil BPH UMM.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penentu Masa Depan Indonesia
Sementara itu, menurut dia, untuk SMA/SMK harus naik dari 30 persen menjadi 40 persen, sedangkan diploma dan perguruan tinggi dari 13 persen diharapkan naik menjadi 20 persen. Usaha ini perlu kerja keras pemerintah untuk meningkatkan kapasitas di angkatan kerja Indonesia.
“Saat kalian lulus ini berarti saudara menjadi bagian dari angkatan kerja elite yang terpilih sekitar 17 juta dari sekitar 136 juta angkatan kerja atau dari 290 ribu lulusan perguruan tinggi dari sekitar 3 juta angkatan kerja. Jadi kalian lah yang akan menentukan masa depan Indonesia karena memiliki tingkat intelektual, keterampilan, dan keterlatihan tinggi," kata Muhadjir.
Wisuda UMM yang diselenggarakan di Hall Dome UMM kali ini diadakan menjadi enam gelombang, 19-24 Oktober 2020, dengan menaati protokol COVID-19 secara ketat. Dari keenam gelombang tersebut, total wisudawan yang bakal diwisuda sebanyak 1.793 orang.
Skema wisuda bergelombang ini untuk menghindari peluang penularan COVID-19, sehingga jarak antara wisudawan maupun para undangan tetap terjaga. Meski diselenggarakan di tengah pandemi, prosesi penyelenggaraan wisuda untuk periode III ini tetap dilakukan secara luring tanpa perlu menghilangkan kesan formal dan unsur kekhidmatannya.
Advertisement