Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) marah kepada 58 pelajar SD dan SMP dari berbagai sekolah. Mereka ditangkap aparat kepolisian saat berpartisipasi dalam aksi demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Surabaya, 8 Oktober 2020.
Momen Wali Kota Surabaya yang sedang marah tersebut ketika memberi pengarahan pada serah terima para pelajar yang tertangkap dari polisi kepada orangtuanya masing-masing yang berlokasi di SMPN 1 Surabaya.
Risma berulang kali mengatakan tak ingin anak-anak Surabaya hanya ikut-ikutan sesuatu yang belum mereka pahami. Ia pun meminta agar para pelajar lebih mendengarkan orangtua mereka.
Baca Juga
Advertisement
Risma kemudian juga meminta agar para siswa tersebut lebih fokus pada pendidikannya, sukses mengejar cita-cita, dan membanggakan orangtua.
"Ibu tidak mau, anak Surabaya, anaknya ibu, mengkhianati orangtua kalian. Sedangkan kalian dicarikan uang untuk sekolah, beli handphone dan pulsa, kalian malah macam-macam, itulah kenapa ibu marah” ujar dia seperti dikutip dari tayangan video Liputan6.com, Senin, 19 Oktober 2020.
Berikut sejumlah hal saat Risma memberikan nasihat kepada anak-anak yang ikut demo UU Cipta Kerja, dirangkum, Selasa (20/10/2020):
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Meminta Maaf Kepada Orangtua, Kepala Sekolah dan Guru
Setelah memperingatkan para pelajar yang tertangkap, Risma juga meminta untuk meminta maaf di kaki orangtuanya masing-masing. Para pelajar pun menangis sembari bersimpuh di pangkuan orangtuanya yang tepat berada di barisan belakang.
Para orangtua pun tak kuat menahan tangis permohonan maaf anaknya, sehingga para orang tua pun juga ikut menangis terharu karena anaknya sudah meminta maaf atas Kelakuannya.
Sementara itu, Andi Budi, salah satu orangtua yang mendampingi anaknya mengikuti pengarahan mengatakan, motivasi dan pengarahan dari Risma sangat luar biasa. Sebab, di era saat ini sudah jarang anak meminta maaf sambil bersujud di kaki orang tuanya.
"Saya sampai ikut terharu dan nangis tadi, karena anak saya jarang-jarang seperti itu. Tapi, karena mendapatkan motivasi dari Bu Risma, akhirnya anak saya dan anak-anak yang lain bisa meminta maaf sampai seperti itu, saya sangat senang dan terharu," katanya sambil mengusap air matanya.
Awalnya, Risma mengajak para pelajar untuk sadar akan nikmat Tuhan telah memberikan sesuatu yang luar biasa kepada mereka, berupa nikmat sehat, memiliki mata yang dapat melihat dan telinga yang mampu mendengar serta akan fisiknya yang normal. Bahkan, memiliki orang tua yang perhatian serta guru-guru yang juga memperhatikan mereka.
"Padahal, di luar sana ada anak-anak yang bahkan tidak tahu orangtuanya siapa. Termasuk saya membina anak-anak di Kampung Anak Negeri yang mereka itu ada yang tidak tahu orangtuanya siapa. Kalian kurang bersyukur anak-anakku,” kata Risma,
Setelah meminta maaf kepada orangtuanya masing-masing, Risma juga meminta para pelajar untuk meminta maaf kepada para guru dan juga kepala sekolah masing-masing yang ikut serta mendampingi mereka. Para guru pun ikut terharu ketika melihat para muridnya meminta maaf sambil menangis di pangkuannya.
Advertisement
Risma Berikan Motivasi
Seusai prosesi permintaan maaf, demi mencegah pelajar agar tidak lagi terlibat aksi demo, ia juga memberikan arahan, nasihat serta motivasi kepada para pelajar. Harapannya, tentu para pelajar tidak terlibat lagi dalam aksi demonstrasi seperti sebelumnya.
Kemudian Risma pun kembali membakar semangat para pelajar untuk tidak mudah putus asa dalam mengejar masa depannya kelak. Bahkan, Risma juga menunjukkan beberapa foto anak Surabaya, yang saat ini sudah sukses meskipun berasal dari keluarga kurang mampu.
"Ini bukti bahwa semuanya berhak berhasil dan semuanya berhak sukses. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, tidak ada yang tidak bisa asal kita mau. Anak-anak ini juga berasal dari keluarga yang tidak mampu, tapi berkat kegigihannya mereka sekarang bisa sukses dan berhasil, kalian juga bisa seperti mereka,” tegasnya.
Risma pun mengajak pada pelajar untuk terus semangat dalam mengejar mimpi dan cita-cita mereka. Bahkan, ia juga mengajak untuk membuktikan mereka berhak berhasil dan juga sukses.
"Ayo bangkit. Ayo semangat kejar mimpi kalian. Ayo kita buktikan bahwa kalian semua adalah cucu dan cicit para pejuang yang tidak gampang menyerah dan tidak kenal kata menyerah. Tunjukkan pada dunia bahwa kalian bisa berhasil dan sukses,” tegasnya.
Selain itu, Risma juga meminta kepada para pelajar agar lebih dekat dengan orang tuanya masing-masing. Apalagi, surga berada di bawah telapak kaki ibu, sehingga Risma meminta agar para pelajar itu untuk selalu berbakti kepada kedua orangtuanya.
"Jadi, mulai sekarang kalian harus dekat dengan orangtua kalian masing-masing, karena kita akan berhasil dan sukses jika mendapatkan restu dari orangtua," imbuhnya.
Protes Keras Demo Melibatkan Pelajar
Risma memprotes dengan keras bagi pihak-pihak yang mengajak pelajar yang masih anak-anak untuk mengikuti aksi demo.
"Ini tidak fair, jika pelajar yang masih di usia anak-anak dilibatkan. Mereka belum mengerti apapun," kata dia.
Ia juga menegaskan terdapat UU perlindungan anak yang digunakannya. Untuk melindungi para pelajar dari pihak-pihak yang mengajak mereka untuk turun berdemo. Dia menuturkan, mengajak pelajar dalam aksi juga termasuk dalam eksploitasi anak-anak.
"Saya protes keras karena melibatkan anak-anak dalam kejadian kemarin. Karena mereka belum mengerti apa-apa. Melibatkan mereka sama juga dengan mengeksploitasi anak," ujar dia.
Advertisement
Ajak Warga Menjaga Anak-Anak Surabaya
Risma juga mengajak kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk menjaga anak-anak supaya tidak lagi terlibat dalam aksi demo. Dengan cara tersebut, Risma berharap dapat melindungi anak-anak Surabaya dari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saya ajak warga Surabaya, khususnya relawan Jokoboyo, untuk sekali lagi mengamankan kota ini dan menjaga terurama anak-anak” mintanya.
Namun begitu, Wali Kota Risma juga mempersilahkan bagi pihak-pihak yang ingin menggelar demonstrasi di Surabaya untuk menyampaikan aspirasinya karena hal tersebut dilindungi undang-undang. Akan tetapi Risma juga berpesan kepada peserta aksi demo, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai merusak fasilitas umum.
"Silahkan kalau mau demo, tapi jangan merusak fasilitas umum, karena itu dibayar dengan uang rakyat yang mana rakyat mengumpulkan rupiah demi rupiah," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Jogo Suroboyo (Jogoboyo) Kusnan menyampaikan sikap terkait rencana demonstrasi yang akan dilakukan besok.
Kusnan meminta agar para aktivis buruh, kawan-kawan dan para mahasiswa yang akan menggelak aksi menolak Undang-Undang Omnibus Law besok tidak akan lagi melibatkan pelajar yang masih anak-anak di bawah umur dan juga masih belum memahami tentang aksi tersebut.
"Kami juga meminta untuk tetap menjaga kondusifitas Kota Surabaya dengan tidak merusak fasilitas milik publik atau masyarakat,” tegasnya.
Bahkan, ia juga meminta para peserta aksi untuk saling mengawasi jika terdapat oknum provokator dari pihak luar yang menginginkan Kota Surabaya kacau dan tidak aman. Oleh karenanya, ia memastikan akan siap menghadang apabila terdapat oknum yang merusak fasilitas umum di Surabaya.
"Jika membuat kekacauan di Surabaya, apalagi merusak fasilitas umum, kami siap menghadang, karena ini bumi kami yang dibangun dengan susah payah oleh Ibu kami tercinta, Ibu Risma,” ujar dia.
(Ihwan Risniawan-UNY)