Mahasiswa dan Buruh Kembali Demo, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Istana Negara

Tepat satu tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, buruh dan mahasiswa kembali turun ke jalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2020, 07:17 WIB
Massa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan unjuk rasa di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Dalam aksinya mereka menolak rencana pengesahan RUU Cipta Kerja atau omnibus law. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Tepat satu tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, buruh dan mahasiswa kembali turun ke jalan. Mereka menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja. Direktorat Lalu lintas pun menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar Istana Merdeka Selasa (20/10/2020).

"Hindari kawasan Istana Merdeka, ada alih arus untuk giat demo," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo saat dikonfirmasi.

Namun demikian, Sambodo menyampaikan bahwa rekayasa lalu lintas nantinya masih bersifat situasional.

"Rekayasa masih situasional penerapanya, tergantung jika massa pendemo halangi sejumlah ruas jalan di wilayah Jakpus," kata dia.

Berikut rekayasa lalu lintas yang disiapkan oleh Polda Metro Jaya di sejumlah ruas jalan sekitar Istana Merdeka:

1. Arus lalu lintas dari Jl. Veteran Raya yang akan menuju ke Jl. Veteran III diluruskan ke TL Harmoni.

2. Arus lalu lintas dari Jl. Merdeka Timur yang akan menuju ke Jl. Medan Merdeka Utara dibelokkan ke kanan ke Jl. Perwira.

3. Arus lalu lintas dari Jl. Ridwan Rais yang akan menuju ke Jl. Medan Merdeka Selatan diluruskan ke Jl. Medan Merdeka Timur.

4. Arus lalu lintas dari Jl. MH Thamrin yang akan menuju ke Bundaran Patung Kuda dibelokkan ke kiri atau ke kanan Jl. Kebon Sirih.

5. Arus lalu lintas dari Jl. Abdul Muis yang akan belok ke kiri ke Jl. Budi Kemuliaan diluruskan ke Jl. Fachrudin dan arus lalu lintas dari Jl. Fachrudin yang akan belok ke kanan ke Jl. Budi Kemuliaan diluruskan ke Jl. Adul Muis.

6. Arus lalu lintas dari Jl. Tanah Abang II yang akan lurus ke Jl. Museum dibelokkan ke kiri maupun ke kanan, arus lalu lintas dari Jl. Majapahit yang akan belok ke kiri ke Jl. Museum diluruskan ke Jl. Abdul Muis dan arus lalu lintas dari Jl. Abdul Muis yang akan belok kanan ke Jl. Muesum diluruskan ke Jl. Majapahit.

7. Arus lalu lintas dari Jl. Hayam Wuruk yang akan lurus ke Jl. Majapahit dibelokkan ke kiri ke Jl. Juanda dan arus lalu lintas dari Jl. Veteran Raya yang akan belok kiri ke Jl. Majapahit diluruskan ke Jl. Suryo Pranoto maupun dibelokkan ke kanan Jl. Gajah Mada.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ribuan Mahasiswa Bakal Demo ke Istana Negara

Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak Undang Undang Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Selasa (20/10/2020).

"Aksi akan dilaksanakan pada Selasa, 20 Oktober 2020 pukul 13.00 WIB dengan estimasi massa aksi sebanyak 5.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia," kata Koordinator Pusat BEM SI, Remy Hastian Putra Muhammad Puhi dalam siaran pers tertulis, Senin (19/10/2020).

Remmy menyampaikan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI beberapa waktu telah mengecewakan masyarakat. Terlebih, ia menilai permintaan pemerintah kepada MK untuk mendukung UU Ciptaker ini telah memberikan kesan Judicial Review bukanlah langkah efektif.

"Kami sangat menyayangkan keputusan pemerintah yang justru menantang masyarakat untuk melakukan judicial review terhadap UU Cipta Kerja padahal mereka bisa melakukan tindakan untuk mencabut undang-undang tersebut," katanya.

Apalagi, ia sangat menyayangkan tindakan represif aparat kepada para massa pendemo penolak UU Omnibus Law Ciptaker. Termasuk tindakan penyadapan terhadap sejumlah aktivis dan akademisi.

"Berdasarkan hal tersebut, Aliansi BEM Seluruh Indonesia menyatakan akan kembali turun aksi untuk mendesak Presiden RI segera mencabut UU Cipta Kerja, serta kami tetap menyampaikan #MosiTidakPercaya kepada pemerintah dan wakil rakyat yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat," tegasnya.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya