Puluhan Tahun Terisolir, TMMD Bangun Akses Jalan Warga di Tarakan

Warga Kampung Swaran, Kota Tarakan, Kalimantan Utara kini mulai tersenyum setelah program TMMD membuka akses jalan yang selama ini terisolir.

oleh Siti Hadiani diperbarui 11 Jul 2023, 10:44 WIB
Program TMMD di Kota Tarakan berhasil membuka akses jalan warga di salah satu kampung terisolir.

Liputan6.com, Tarakan - Siang itu, matahari terasa menyengat sampai ke ubun-ubun, hawa panas seakan membakar kulit. Cuaca Kota Tarakan, Kalimantan Utara di hari Minggu (18/10/2020) mencapai 32 derajat celcius.

Di bawah terik matahari terlihat semangat puluhan prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 Kodim 0907/Tarakan. Seperti tak mengenal lelah, mereka terlihat bahu membahu mengebut proses pengerjaan akses jalan dan jembatan program TMMD ke-109.

Itu semua dilakukan untuk mewujudkan mimpi warga Kampung Swaran di RT 12 dan RT 16, Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat.

Di ujung jalan RT 16,  tepatnya di atas lantai jembatan yang sedang dalam tahap pengecoran, tampak seorang pria tengah berdiri tegap. Prajurit TNI dengan mengenakan kaos serta celana panjang loreng itu melengkapi dirinya dengan topi sebagai pelindung kepala demi mengurangi terik matahari.

“Menunggu campuran semen datang karena harus cepat dan tidak bisa berhenti, kalau tidak nanti keburu kering tidak bisa diratakan,” kata Kopral I Hartoyo kepada liputan6.com sembari menarik nafasnya yang terengah-engah.

Hartoyo bersama rekan prajurit lainnya terus berpacu dengan waktu, demi memaksimalkan pengerjaan jalan dan jembatan yang menjadi penghubung antar RT 12 dan RT 16 Kelurahan Karang Harapan.

Untuk diketahui, pengerjaan TMMD akan berakhir pada 21Oktober 2020 yang menyisahkan beberapa hari lagi. Tak heran jika para prajurit terus bekerja maksimal untuk percepatan  pembangunan.

Mereka bahkan sampai bekerja hingga larut malam. Tentu saja, upaya itu tak sia-sia karena di hari ke-27 proses pengerjaan  sudah mencapai 95 persen.

Simak juga video pilihan berikut:


Bakti TNI dalam TMMD

Pembukaan akses jalan bagi warga juga langsung dilakukan dengan semenisasi.

Kopral I Hartoyo adalah salah satu prajurit yang menjadi bagian dari Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 Kodim 0907/Tarakan. Meski peluh keringat bercucuran di wajahnya, ia tampak  kenal lelah.

Kedua tangannya memegang erat cangkul dengan cekatan dan mulai meratakan campuran semen cor yang telah dituangkan ke lantai jembatan.

Sesekali Hartoyo menyeka keringat yang membasahi wajahnya. Tak ada kesempatan bagi dia untuk beristirahat sejenak atau sekedar berlindung dari cuaca yang sedang panas-panasnya itu.

Sebab, proses perataan adukan semen tidaklah mudah karena harus cepat hingga sasaran pengecoran selesai dan langsung dipadatkan.

“Sudah menjadi kewajiban sebagai prajurit apalagi ini jalan yang memang diimpi-impikan warga disini  selama berpuluh-puluh tahun. Meskipun lelah tapi rasanya semua terbayarkan ketika melihat senyum warga,” tutur dia.

Di tengah proses pengerjaan hal yang tak terduga terjadi, Hartoyo dikejutkan dengan turunnya hujan padahal cuaca sedang terik-teriknya. Meski awalnya panik, namun mengingat tugas sebagai prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD, ia tetap melanjutkan pekerjaannya dengan sedikit terburu-buru.

“Kondisi begini sudah biasa, bahkan pernah hujan turun langsung lebat tapi mau bagaimana lagi. Tuntutan target harus selesai apapun kondisinya,” imbuhnya.

Jalan itu merupakan akses yang lebih mudah dan dekat bagi warga di kedua RT tersebut untuk beraktivitas, baik ke sekolah dan pasar maupun aktivitas lainnya. Pasalnya, jauh sebelum tersentuh oleh pembangunan, dahulu warga di kedua RT itu harus melewati medan penuh rintangan untuk menuju jalan raya. 

Medan itu tak hanya dirasakan oleh warga setempat, tapi juga para prajurit TNI yang selama ini berada di lokasi program TMMD. Apabila hujan sudah turun perjalanan semakin berat, karena tidak bisa dilewati oleh mobil pengangkut bahan material. Jika dipaksakan akan menyebabkan jalan amblas.

“Seperti kemarin setelah hujan semalaman, mobil yang membawa bahan jadi tidak bisa masuk karena jalan ini tidak bisa dilewati jadi lumpur semua. Kalau sudah begitu, kami menggunakan gerobak untuk mengangkut bahan-bahan dari mobil ke lokasi disini, pokoknya bagaimana caranya biar tetap bisa dikerjakan,” tuturnya.


Kebut Pengerjaan Jalan Hingga Tengah Malam

Demi percepatan program, prajurit TNI harus mengerjakan pembangunan jalan nyaris 24 jam.

Lembur hingga larut malam sudah menjadi hal yang biasa. Sekali lagi, semua untuk mempercepat pengerjaan jembatan.

Selalu bersemangat dan tidak mengenal lelah itu lah yang selalu diperlihatkan oleh para prajurit satgas TMMD, meski harus banting tulang setiap hari tidak menjadi hambatan bagi para prajurit ini.

“Apapun tantangannya tetap tidak menjadi penghalang bagi kami, apalagi ini tujuannya bermanfaat, memudahkan akses jalan warga dan untuk kesejahteraan warga juga yang memang sudah lama mereka impikan. Tidak ada dukanya, semua menjadi suka karena kekuatan TNI ada di rakyat,” kata Kopral I Hartoyo.

Di balik semangat kemanunggalan serta perjuangan, para prajurit yang tak mengenal lelah ini,ternyata ada figure pemimpin yang menjadikan mereka sebagai prajurit tangguh dan handal. Dia adalah Dansatgas TMMD ke-109 yang juga merupakan Komandan Kodim 0709/Tarakan, Letkol Inf Eko Antoni Candra Lestianto.

Tak hanya memastikan prajuritnya tetap prima dalam menjalankan tugas, namun pria berpangkat  dua bunga tersebut, juga memiliki kewajiban tambahan dalam memberikan motivasi bagi para prajurit agar tugas yang diberikan dapat berjalan maksimal. Hal itu  ia buktikan dengan rutin mendatangi lokasi,  dan tak jarang ia juga turut ikut serta dalam membantu proses pengerjaan.

"Sekaligus juga memastikan kualitasnya. Komposisi dan bahan yang digunakan dalam pengerjaan ini sudah sesuai dengan standarisasi termasuk juga kita sudah konsultan dengan Dinas Pekerjaan Umum," ungkapnya.

Antoni sendiri mengakui tugas ini tidaklah mudah. Namun, Sasaran utama TMMD ke-109 Kodim 0709/Tarakan adalah pembukaan jalan sepanjang 1.100 meter termasuk jembatan.

Pembangunan jalan ini akan memudahkan akses warga khususnya di Kampung Swaran menuju kota menjadi lebih dekat dalam hal waktu tempuh dapat memperpendek jarak sekitar 7 kilometer.

“Alhamdulillah sekarang pondasi jembatan sudah di cor dengan kedalaman 4 meter, dan lebar 8 meter. Jembatan mampu menahan beban 10 ton, jadi untuk aktivitas masyarakat cukup aman,” paparnya.

Pria kelahiran Magelang 28 Mei 1979 tersebut, menjelaskan selain kegiatan fisik utama program TMMD yakni pembukaan jalan dan jembatan, ada juga kegiatan fisik lainnya seperti rehab rumah ibadah yaitu satu Masjid dan dua Gereja. Adapun pekerjaan non fisik, diantaranya sosialiasi kesehatan dan menyelesaikan permasalahan social yang terjadi di masyarakat.

“Skarang jalan sudah terbuka, walikota juga menyampaikan kepuasan dan apresiasinya terhadap para prajurit TMMD dan bersama masyarakat manunggal seperti ini,” sambungnya dengan tersenyum.

Dengan hampir rampungnya jalan dan jembatan tersebut, ia berharap hal itu dapat membuat aktivitas masyarakat berjalan lancar. 

"Kondisi jalan maupun jembatan ini dulunya rawa, tidak bisa dilalui kendaraan. Tapi sekarang seperti yang kita lihat bersama, setelah dibongkar dan dikerjakan oleh prajurit," ungkapnya.


Apresiasi Warga

Program TMMD memang menyasar kawasan pemukiman warga yang membutuhkan bantuan.

Bersyukur atas program TMMD, setelah mengalami kesulitan panjang akhirnya warga Kampung Swaran dapat bernafas lega. Dengan adanya perbaikan jalan yang dilakukan oleh Satgas TMMD ke-109 Kodim 0709/Tarakan.

Hal itu diungkapkan oleh Muhammad (63) salah satu warga di Kampung Swaran. Dia menceritakan kepahitan warga dalam menjalankan aktivitas, sebelum adanya perbaikan jalan.

Kala itu, cerita Muhammad, warga memerlukan perjuangan yang cukup besar dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Misalnya sekolah, pergi ke pasar atau pun aktivitas rutin lainnya.

Bahkan jalan tersebut dahulu tidak bisa dilalui kendaraan sehingga masyarakat harus berjalan kaki menjalankan aktivitas.

“Suka dukanya memang kita disini selama berpuluh-puluh tahun, boleh dikata sangat sulit dengan kondisi jalan kala itu. Mau tidak mau, kami harus melewati hari-hari itu dengan perjuangan,” kata Muhammad.

Dia mengakui, persoalan akses jalan sudah sangat lama jadi beban masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

“Kami mulai datang disini dari tahun 1969. Membuka lahan pada tahun 1989 dengan jalan setapak. Jalan keluar belum ada jadi kami hanya jalan kaki,” ungkapnya mengenang.

Ia menambahkan, kesulitan itu juga dialami oleh anak-anaknya yang hendak menempuh pendidikan. Bahkan tak jarang, mereka kerap merasakan beceknya jalan dengan genangan lumpur setiap hujan.

“Suka dukanya memang kita disini selama berpuluh-puluh tahun, boleh dikata sangat menderita karena pengaruh dari jalan, sebelumnya jalan ini belumpur. Anak-anak susah turun sekolah, tapi sekarang ini Alhamdulillah pembangunan jalan ini terbuka, kami sangat bersyukur sekali ini semua berkat TNI,” jelasnya.

Muhammad menambahkan, masyarakat yang sudah lama merasakan penderitaan sangat mengenang kondisi sulit tersebut. Sehingga ia berkali-kali mengcuapkan syukur atas program TMMD.

“Mungkin orang lama disini sudah tau betapa sakitnya waktu itu. Kadang anak saya mau sekolah, sepatunya berlumpur melewati jalan itu tapi mau bagaimana lagi, namanya anak-anak punya niat untuk sekolah dia tetap ke sekolah. Alhamdulilah saat ini sudah kemudahan. Sebelumnya, kami melewati jalan keliling dengan jarak kurang lebih 7 kilometer, dengan adanya pembangunan jalan ini kami hanya menempuh jarak 2,5 kilometer,” tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya