Pakar Gempa Unand: Waspadai Gempa dari Segmen Siberut di 7 Kota di Sumbar

Menurut pakar gempa Universitas Andalas, periode ulang gempa segmen Siberut setelah tahun 1797 belum keluar kecuali baru sepertiganya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2020, 15:35 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Padang, Badrul Mustafa mengingatkan warga Sumatera Barat waspada terhadap potensi gempa bumi yang bersumber dari segmen Siberut. 

"Segmen Siberut masih menyimpan dua pertiga energinya, kalau keluar sekaligus bisa menimbulkan gempa berkekuatan di atas 8,5," kata dia di Padang, Selasa (20/10/2020). 

Khususnya yang berada di tujuh kota dan kabupaten di pesisir. Menurutnya, periode ulang gempa segmen Siberut setelah tahun 1797 belum keluar kecuali baru sepertiganya. 

"Gempa yang terjadi di segmen Sipora-Pagai ini bisa mendorong keluarnya potensi gempa Siberut, bisa pula tidak," ujar Badrul dilansir Antara saat menanggapi gempa bumi yang terjadi pada 19 Oktober 2020 di Mentawai.

Sebelumnya, berdasarkan data dihimpun dari BMKG sejak 10 Oktober sampai 19 Oktober 2020 terjadi 10 kali gempa terjadi di area episentrum megathrust Mentawai dengan kekuatan di bawah 6,0 dan yang paling tinggi magnitudo 5,8.

Ia menjelaskan episentrum gempa berada pada megathrust Mentawai segmen Sipora-Pagai dan pada 25 Oktober 2010 pada area ini juga terjadi gempa berkekuatan 7,4 yang menimbulkan tsunami.

"Kalau dihitung, sejak dua tahun terakhir sudah puluhan kali gempa terjadi di area ini. Dan dari penelitian yang dilakukan oleh Prof Kerry Sieh dari Caltech dan Danny Hilman dari LIPI diketahui bahwa periode ulang gempa sangat kuat magnitudo 8,0 adalah 200 tahun," ujarnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Segmen Siberut dan Sipora-Pagai

Pakar gempa Unand ini memaparkan, bahwa megathrust Mentawai memiliki dua segmen, yakni segmen Siberut dan segmen Sipora-Pagai. Pada tahun 1833, gempa sangat kuat terjadi di Segmen Sipora-Pagai dengan kekuatan magnitudo hampir 9,0.

Selama periode 200 tahun, gempa besar di segmen ini sudah terjadi pada 12 September 2007 dengan kekuatan 8,4, 13 September 2007 dua kali gempa dengan kekuatan magnitudo 7,9 dan 7,4 serta terakhir 25 Oktober 2010 dengan magnitudo 7,4.

"Di segmen ini secara saintifik gempa besar akan terulang lagi 200 tahun berikutnya. Jadi, menurut saya, untuk segmen Sipora-Pagai ini dapat dikatakan aman," katanya.

Terkait kenapa masih terjadinya beberapa kali gempa dengan kekuatan sampai di atas magnitudo 5,0 di segmen ini, karena dorongan lempeng Indo-Australia dengan laju 6-7 centimeter per tahun yang sebagian energinya langsung keluar.

"Artinya untuk beberapa tahun ini sedikit yang terakumulasi untuk periode ulang berikutnya. Tapi saya yakin, di segmen ini gempa besar belum akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun," ujar Badrul. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya