Liputan6.com, Bandung - Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA-LAPAN) menyatakan pemuda berperan penting untuk turut menjaga dan mengampanyekan lingkungan atmosfer agar tetap sehat dan nyaman di masa pandemi. Hal ini dibahas dalam acara Perayaan Hari Cinta Atmosfer dan Lingkungan (Paracita Atmaloka) kemarin (Senin, 17/10/2020).
Menurut Kepala PSTA Didi Satiadi, otoritasnya memiliki tanggungjawab untuk turut mempersiapkan generasi muda, agar mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru dan berkontribusi menjaga lingkungan di era pandemi.
Baca Juga
Advertisement
“Untuk itu, PSTA membuka pintu seluas-luasnya bagi para generasi muda yang ingin mempelajari lingkungan atmosfer dan berdiskusi dengan para pakar atmosfer di PSTA, baik melalui kerja praktek, pembimbingan, kunjungan belajar secara daring dan kegiatan layanan lainnya,” ujar Didi dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Minggu, 18 Oktober 2020.
Untuk memenuhi tanggung jawab ini, Didi mengatakan PSTA menghadirkan pembicara dari kalangan influencer milenial yang mewakili generasi muda yaitu Putri Indonesia Lingkungan 2018 Vania Herlambang. Sebagai duta SDGs Indonesia, Vania menjelaskan pentingnya sustainibility dalam kehidupan.
Vania memaparkan yang telah lakukan saat ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dimasa kini saja. Namun juga dengan tetap memperhatikan dampak yang ditimbulkannya agar tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan di masa depan.
“Suatu aktivitas dikatakan sudah sustainable apabila memenuhi 3 pilar utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan,” tukas Vania.
Ketiga pilar utama ini sebut Vania, diturunkan menjadi 17 tujuan yang menjadi pedoman dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Indonesia Peringkat 101 Status SDGs
Saat ini lanjut Vania, Indonesia menempati peringkat 101 untuk status SDGs.
“Peringkat ini tentu harus terus ditingkatkan dengan berbagai upaya dan pemuda berperan penting untuk mendukung pencapaian SDGs yang lebih baik,” ungkap Vania.
Tak bisa dipungkiri, situasi pandemi global memberikan dampak negatif terhadap pilar SDGs, yaitu di bidang ekonomi dan sosial. Sementara itu di bidang lingkungan, COVID-19 digadang-gadang justru membawa dampak positif karena mengistirahatkan bumi.
Padahal ucap Vania, jika dikaji lebih lanjut manfaat ini hanya bersifat sementara. Banyak situasi akibat Covid-19 yang selanjutnya justru berpotensi meningkatkan kerusakan lingkungan. Hal ini ditunjukkan dari potensi penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat di masa pandemi.
“Jadi jelas bahwa pandemi ini memperburuk sustainability sehingga perlu peran aktif pemuda untuk menjaga bumi,” ungkap Vania.
Perempuan lulusan Teknik Kimia ITB ini bilang, generasi muda dapat berperan dari tahap awal. Yaitu dengan mulai saat ini membiasakan diri untuk berpikir dan bersikap secara sustainable dengan cara mengkaji ketiga pilar SDGs saat akan memutuskan melakukan suatu kegiatan.
Pemuda perlu mengusahakan dan memperhatikan dampaknya terhadap bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu Vania mengatakan, pemuda juga dapat berperan dengan cara menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki dari sekolah, terutama yang memiliki kaitan erat dengan lingkungan.
Selain itu, pemuda juga berperan mempengaruhi dan mengajak serta orang lain untuk bertindak sustainable.
“Influencer yang sejati adalah yang mampu memengaruhi orang disekitarnya untuk menjaga lingkungan,” kata Vania.
Acara tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas para pemuda dalam mengenali masalah lingkungan ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa hormat dan kepedulian terhadap lingkungan serta mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru selama pandemi COVID-19.
Advertisement