Stimulus AS Bawa Rupiah Menguat

Rupiah dibuka di angka 14.635 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Okt 2020, 10:50 WIB
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Rabu pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (19/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.635 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.657 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di level 14.640 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.635 per dolar AS hingga 14.660 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 5,58 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 14.658 per dolar AS, menguat jika dibandingkan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.729 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada Rabu berpeluang menguat seiring ekspektasi disepakati stimulus lanjutan di Amerika Serikat.

"Rupiah berpotensi menguat hari ini setelah semalam ada indikasi stimulus AS mungkin bisa dirilis sebelum pemilu," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Rabu (21/10/2020).

Presiden AS Donald Trump dikabarkan menawarkan nilai proposal stimulus yang lebih besar dibandingkan Partai Demokrat, yang mengindikasikan keinginan Trump untuk segera mendapatkan kesepakatan dan meluncurkan stimulus sebelum pemilu AS tanggal 3 November 2020 mendatang.

Menurut Ariston, kabar baik tersebut direspon positif oleh pasar dan harga aset berisiko menguat.

"Pagi ini juga masih terlihat penguatan harga aset berisiko dan rupiah mungkin bisa ikut menguat hari ini," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.

Pada Selasa (20/10) lalu, rupiah ditutup menguat 50 poin atau 0,34 persen menjadi Rp14.658 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.708 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan Kemarin

Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini ditutup menguat. Dikutip dari Bloomberg, Selasa (20/10/2020), rupiah ditutup berada di 14.657 per dolar AS, menguat jika dibandingkan penutupan kemarin di 14.707 per dolar AS.

Meski demikian, rupiah dibayang-bayangi aroma resesi yang sudah terlihat di depan mata. Tingkat konsumsi masyarakat juga masih jalan di tempat. Tak hanya itu kondisi yang sama juga terjadi dibeberapa negara yang sejak awal telah lebih dulu mengalami resesi ekonomi.

Direktur PT TRFX Garda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai kondisi ini tidak perlu ditakuti lagi. Sebab sebelumnya sudah ada 49 negara di dunia yang bernasib sama dengan Indonesia.

"Sehingga resesi tidak perlu ditakutkan lagi, saat ini pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu berjuang bersama untuk mengembalikan ekonomi yang sempat hancur akibat pandemi covid-19," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Ibrahim melanjutkan pada dasarnya fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup bagus. Selain itu para investor juga masih jadi favorit.

Terutama pada surat utang negara (SUN) dan obligasi dengan bunga yang masih kompetitif.Sebagai Informasi, pada triwulan III-2020, Pemerintah memperkirakan PDB tumbuh kontraksi 1-2,9 persen. Hampir seluruh komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi alias pertumbuhan negatif.

Konsumsi rumah tangga akan di antara minus 1,5 persen sampai 3 persen. Investasi juga masih mengalami tekanan antara minus 6,4 persen-8,5 persen. Ekspor masih dalam range minus 8,7 persen-13,9 persen. Impor juga masih mengalami tekanan.

"Secara keseluruhan untuk 2020 adalah antara minus 0,6 persen-1,7 persen," kata dia. Tak hanya itu saja, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan aktivis buruh yang menolak UU Cipta Kerja juga turut memengaruhi melemahnya rupiah pada perdagangan sore ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya