Begini Cara Jateng Berdayakan Masyarakat dalam Penanganan COVID-19 di Tingkat RW

Dinkes Jawa Tengah mengatakan bahwa lewat Satgas Jogo Tonggo, masyarakat di tingkat RW juga diberdayakan dalam penanganan COVID-19 di provinsi tersebut

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Okt 2020, 08:00 WIB
Suasana Pasar Pagi di Jalan Jenderal Sudirman, Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (29/04). Pasar Pagi Salatiga menerapkan physical distancing atau jaga jarak aman untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengatakan bahwa selain penegakan aturan, pemberdayaan masyarakat dari lingkup terbawah juga penting agar protokol kesehatan pencegahan COVID-19 berjalan dengan baik.

"Bagaimana pun juga, protokol kesehatan ini adalah perilaku atau budaya yang kita harapkan dari masyarakat, jadi masyarakat harus diberdayakan," kata Yulianto Prabowo, Kepala Dinkes Jateng, dalam temu media virtual dengan Kementerian Kesehatan pada Rabu (21/10/2020).

"Jadi tidak hanya aturan-aturan, tetapi pemberdayaan ini sangat penting karena harapan kita menjadi budaya dan perilaku masyarakat yang akan terus menerus dilakukan oleh masyarakat ada maupun tidak ada pandemi COVID-19," kata Yulianto.

Ia mengungkapkan, berdasarkan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan Penanganan COVID-19 di Tingkat Rukun Warga (RW), dibentuklah apa yang disebut dengan "Satgas Jogo Tonggo."

"Jogo Tonggo" sendiri dalam bahasa Indonesia berarti "Jaga Tetangga."

"Pada prinsipnya, Satgas Jogo Tonggo ini adalah pemberdayaan masyarakat yang tugasnya itu mendorong, memastikan, dan memantau terselenggaranya protokol kesehatan melawan COVID-19 dengan benar dan efektif di wilayah RW," kata Yulianto.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Respon Kasus COVID-19

Spanduk imbauan penggunaan masker terlihat di Pasar Pagi, Jalan Jenderal Sudirman, Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (29/04). Pasar Pagi Salatiga menerapkan physical distancing atau jaga jarak aman untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Gholib)

Maka dari itu, pelaksanaan, pemantauan, dan penegakkan aturan juga dilakukan oleh masyarakat di tingkat RW itu sendiri. "Mereka juga menyediakan untuk responnya yaitu tempat isolasi dan karantina, itu harus disiapkan betul di tingkat RW."

Selain itu, lewat pemantauan dari Jogo Tonggo, Dinkes Jateng juga melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak).

Dalam pemaparannya, Yulianto mengungkapkan bahwa perilaku yang paling sulit diterapkan adalah menjaga jarak. "Masih ada yang memang tidak melakukan protokol kesehatan ini, namun demikian semakin kecil."

Ia menyebutkan, 71,8 persen dari seluruh RW di Jawa Tengah telah membentuk Jogo Tonggo.

"Di Jawa Tengah itu ada lebih dari 44 ribu RW dan itu 71 persennya lebih sudah membentuk Satgas Jogo Tonggo di tingkat RW. Ini luar biasa, tinggal nanti bagaimana Jogo Tonggo itu berjalan secara efektif lalu juga menjadi tulang punggung di dalam pengendalian COVID-19 di Jawa Tengah."


Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya