Warga saat mengevakuasi barang dari rumah mereka yang dibongkar di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). Sebanyak 369 kepala keluarga di RT 10 RW 08 Kelurahan Papanggo tergusur pembangunan Jakarta Intenational Stadium (JIS). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga menampung air hujan dengan ember untuk digunakan MCK akibat aliran PAM telah diputus di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga menunjukkan wadah berisi air hujan yang akan digunakan untuk keperluan MCK di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Boneka milik warga tergeletak di jalan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). Warga mengaku membongkar rumah mereka sendiri setelah mendapat ganti untung dari pihak Jakpro selaku pengelola JIS dengan nilai rata-rata Rp 30 juta per rumah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga dan anaknya menunggu hujan reda di Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). Setengah dari seluruh KK di Kampung Bayam yang belum menerima uang kompensasi masih menghuni dengan kondisi memprihatinkan, seperti tanpa air bersih akibat diputus PAM. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga berdiri di dekat rumah yang telah dibongkar dan ditinggalkan pemiliknya di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Seorang anak berada di depan salah satu rumah yang belum dibongkar di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Seorang warga yang belum menerima uang kompensasi saat salat Magrib di rumahnya di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Suasana permukiman Kampung Bayam yang bersebelahan dengan pembangunan JIS di Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)