Moeldoko: Kalau Mahasiswa Paham UU Cipta Kerja, Pasti Tidak Akan Turun ke Jalan

Moeldoko meminta agar mahasiswa yang turun ke jalan membaca substansi UU Cipta Kerja tersebut secara detail.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 21 Okt 2020, 22:21 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memberi paparan dalam Dialog Nasional II Pembangunan Ibu Kota Negara, di Jakarta, Rabu (26/6/2019). Moeldoko memaparkan terkait kondisi keamanan dan pertahanan Indonesia menghadapi rencana ibu kota dipindahkan ke Kalimantan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut bahwa UU Cipta Kerja dapat meningkatkan investasi sehingga terbuka lapangan pekerjaan. Menurut dia, dampak positif UU Cipta Kerja ini justru akan dinikmati oleh para mahasiswa yang baru lulus kuliah.

Untuk itu, Moeldoko meminta agar mahasiswa yang turun ke jalan membaca substansi UU Cipta Kerja tersebut secara detail. Sehingga, dapat melihat bahwa UU tersebut membawa dampak yang positif.

"Kalau ada investasi yang besar, maka akan terbuka luas lapangan pekerjaan. Siapa yang menikmati? Tentu anak-anak saya yang saat ini berada di jalanan," ujar Moeldoko kepada wartawan, Rabu (21/10/2020).

Dia mengatakan urgensi pembentukan UU Cipta Kerja dikarenakan bonus demografi dimana mayoritas penduduk berusia kerja. Terlebih, angkatan kerja di Indonesia dari tahun ke tahun bertambah sementara lapangan pekerjaan terbatas.

Belum lagi, masyarakat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) serta pengangguran yang jumlahnya tak sedikit. Untuk itu, kata Moeldoko, pemerintah membuat UU Cipta Kerja agar dapat memudahkan izin berusaha yang ujungnya tercipta lapangan kerja.

"Kalau mereka (mahasiswa) dipahamkan tentang hal ini, maka dia pasti tidak akan turun jalan karena pemerintah sungguh memikirkan atas nasib mereka ke depan," jelasnya.

Moeldoko menuturkan dengan adanya UU Cipta Kerja regulasi yang berbelit-belit dan tak karuan menjadi lebih sederhana. Dia memastikan kemudahan berusaha ini bukan hanya untuk investor dari luar, namun juga masyarakat Indonesia.

"Presiden Jokowi mencoba bagaimana menyiapkan syarat investasi dari awal dipikirkan sebaik-baiknya," ucap dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BEM SI Bakal Kembali Aksi

Sebelumnya, massa mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengultimatum akan menggelar aksi demo lebih besar pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.

Aksi demo akan digelar lagi jika tuntutan mereka agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) untuk mencabut pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) tak dihiraukan.

"Apabila bapak presiden tidak dapat melakukan hal tersebut dalam jangka waktu 8x24 jam sejak ultimatum dilakukan, maka akan ada gerakan besar dari mahasiswa seluruh Indonesia tepat pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020," kata Koordinator BEM SI, Remy Hastian di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa 20 Oktober 2020.

Remy menyampaikan kekecewaannya terhadap Presiden Jokowi lantaran tak menemui mahasiswa yang menggelar demo tolak RUU Cipta Kerja.

Remy menyatakan, aksi ini murni untuk menyuarakan keresahaan masyarakat atas RUU Cipta Kerja, bukan seperti yang dinarasikan Presiden Jokowi bahwa demo yang bergulir akibat informasi hoaks atau disinformasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya