Gubernur Khofifah Minta BMKG hingga Bappeda Antisipasi Dampak La Nina

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2020, 22:30 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mendorong seluruh instansi terkait kebencanaan harus mengantisipasi bersama seiring ada potensi bencana akibat La Nina.

"Berdasarkan data dari BMKG, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatkan akumulasi curah hujan naik 25 persen," tutur dia usai memimpin rapat koordinasi kesiapsiagaan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (21/10/2020), seperti dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, seluruh instansi terkait kebencanaan harus mengantisipasi bersama yang harus segera dibuat item yang lebih terukur, mulai dari hulu hingga hilir.

"Saya minta ini harus didetailkan, baik BMKG, BPBD, dinsos, dinas PU cipta karya, dinas kesehatan, hingga bappeda dan seluruh instansi kebencanaan untuk mengantisipasi adanya dampak yang terjadi. Ini sesuatu yang kompleks karena kebencanaan yang terjadi dapat mengakibatkan kemiskinan baru," tutur dia.

Ia juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk segera memitigasi secara detail dari hulu hingga hilir dengan mulai menghitung seluruh potensi dampak yang ditimbulkan terhadap sektor sosial, ekonomi dan kehidupan masyarakat, baik tempat evakuasi, dampak sosial dan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagainya.

"Kalau bisa mendetailkan koordinasi secara operasional akan bagus dalam melangkah menangani kesiapsiagaan bencana. Kami tidak ingin terlambat merespons adanya fenomena La Nina," kata dia.

Khofifah mengibaratkan, jika terjadi banjir, puting beliung, maupun longsor bisa melakukan evakuasi di mana saja dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Khofifah mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, sambaran petir, pohon tumbang dan jalan licin.

"Intinya kami ingin masyarakat tetap waspada, namun harus tetap tenang dan jangan panik," ujar dia.

Ia juga akan memimpin apel kesiapsiagaan di tiga titik daerah, yakni satu titik di daerah Mataraman, satu titik di daerah tapal kuda dan satu titik di daerah pantura.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


BMKG Juanda Dorong Deteksi Lebih Dini

Dalam apel tersebut akan di-breakdown kesiapsiagaan yang harus dilakukan oleh BPBD, tagana serta terkonfirmasinya kepala daerah dalam peta terdampak adanya fenomena La Nina, MJO dan hidrometeorologi.

"Kami akan melakukan apel secara simultan bersama BPBD dan tagana serta 22 kabupaten/kota di Jatim. Jadi kami akan melakukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan sehingga masyarakat tetap tenang dan tidak panik," tutur dia.

Pada kesempatan itu, Kepala BMKG Tanjung Perak Taufiq mengatakan, La Nina bukan merupakan badai, melainkan fenomena kenaikan suhu muka laut di pasifik utara yang membawa perubahan cuaca di Indonesia.

"Kami ingin semua melakukan deteksi lebih dini agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya