Bagian dari Jihad, Sri Mulyani Ajak Santri Pesantren Bantu Ekonomi Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu pembicara dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2020 memberikan pesan khusus.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2020, 12:38 WIB
Santri berusia belasan tahun membaca Al quran atau tadarus bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran Pesantren Al Kautsar, Cibinong, Bogor, Kamis (7/5/2020). Kegiatan Khatam Al quran tersebut dilakukan rutin di setiap bulan Ramadan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Santri Nasional pada tahun ini terasa berbeda, mengingat Indonesia masih dihadapkan pada persoalan pandemi Corona. Akibatnya banyak masyarakat banyak dihadapkan pada kondisi ekonomi sulit sering terganggunya berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi nasional akibat Corona.

Menyikapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu pembicara dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2020 memberikan pesan khusus. Yakni, mengajak para santri dan pesantren untuk saling gotong royong membantu pemerintah dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

"Di tengah pandemi yang banyak memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi. Saya berharap santri dan pesantren akan menjadi sumber inspirasi terhadap daya tahan dan daya mampu ekonomi untuk terus berkreasi di dalam cobaan Covid-19," ujar dia dalam webinar bertajuk "Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas dalam rangka Hari Santri Nasional", pada Kamis (22/10).

Sri Mulyani mengatakan, santri dan pesantren berperan penting dalam membantu pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. Musababnya pesantren dianggap mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat.

Oleh karena itu, dia menaruh harapan besar kepada para santri dan pesantren di seluruh wilayah Indonesia Indonesia untuk mampu menjalankan pernah penting mengemban amanah sebagai sentra ekonomi kerakyatan. Juga sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.

"Karena ini merupakan salah satu wujud jihad dalam memberdayakan dan meningkatkan kapasitas perekonomian masyarakat kita. Karena sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang paling bermanfaat bagi masyarakat," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Wapres: Pesantren Harus Jadi Motor Penggerak Ekonomi

Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)

Pesantren memiliki peran strategis dalam mengatasi permasalahan masyarakat. Di tengah pandemi covid-19, pesantren harus menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, Undang Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, menyatakan pesantren memiliki posisi strategis yakni sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, sekaligus lembaga pemberdayaan masyarakat.

“Dalam melaksanakan fungsi pemberdayaan masyarakat, pesantren berorientasi pada peningkatan kesejahteraan pesantren dan masyarakat sekitarnya,” papar Ma'ruf saat meresmikan program Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas dalam Rangka Memperingati Hari Santri Nasional, melalui video conference, Kamis (22/10/2020).

Saat ini ada 28.194 pesantren dengan santri 18 juta orang yang dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM. Melalui Program Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas, diharapkan dapat mendorong kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Program ini merupakan rangkaian kegiatan 7th Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 yang mengangkat tema “Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth through Promoting Halal Industries for Global Prosperity”, dengan puncaknya di tanggal 27-30 Oktober 2020.

Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM melakukan revitalisasi pembiayaan dana bergulir yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk mendukung pembiayaan koperasi termasuk koperasi syariah (BMT) di Pesantren.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya