Liputan6.com, Bandung - Kebutuhan vaksin COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) diklaim mencapai 72.145.938 dosis. Teknisnya, satu orang mendapatkan dua dosis penyuntikan sehingga sasaran vaksinasi sebanyak 36.072.969 orang.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Marion Siagian yang juga Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jabar, vaksinasi di Jabar menyasar 36 juta warga rentang usia 18-59 tahun dari total penduduk hampir 50 juta jiwa.
Advertisement
"Untuk (warga) 60 tahun ke atas dan 18 tahun ke bawah, kami masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan, apakah diikutsertakan (dalam vaksinasi) atau tidak," ujar Marion dalam keterangan resminya ditulis Kamis, 22 Oktober 2020.
Marion menuturkan bahwa prioritas pertama sesuai Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi adalah tenaga kesehatan (nakes) serta TNI dan Polri dengan kebutuhan 315.564 dosis vaksin untuk total sasaran sekitar 157.782 orang di Jabar.
Sementara untuk kelompok pelayanan publik, Marion mengatakan, sebanyak 95.248 orang dengan kebutuhan vaksin COVID-19 190.496. Marion masih memutakhirkan data agar pada pelaksanaan vaksinasi semua kelompok prioritas ini bisa tercakup.
"Untuk proses vaksinasi akan menambah jumlah tenaga vaksinator terlatih yang saat ini sudah mencapai 1.094 orang. Sementara tenaga kesehatan di Jabar total berjumlah 85 ribu orang," sebut Marion.
Vaksin sendiri nantinya ungkap Marion, harus disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celsius. Marion mengaku otoritasnya terus melakukan asesmen pada alat pendingin di seluruh tempat fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Jabar.
Marion menjelaskan, total alat pendingin untuk menyimpan vaksin di seluruh wilayah Bodebek berjumlah 354 buah. Setelah dilakukan asesmen, diketahui 51 alat pendingin diantaranya rusak.
"Penyimpanan vaksin COVID-19 juga menjadi perhatian karena penempatan harus diatur dengan jenis vaksin lain dalam alat pendingin tersebut," tutur Marion.
Vaksin lain itu seperti vaksin untuk bayi dan ibu. Dinas Kesehatan Jabar terus melakukan asesmen terhadap lemari pendingin di fasyankes seluruh Jabar, terutama di Bodebek.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Vaksin Akan Diberikan pada 5 Daerah di Bodebek
Marion menjelaskan proses vaksin sendiri mulai dari pengiriman sampai ke tubuh penerima harus dalam keadaan baik, harus disimpan di suhu 2-8 derajat Celcius. Untuk itu, harus melakukan asesmen terhadap lemari pendingin untuk penyimpanan vaksin di semua fasyankes.
"Vaksin akan fokus diberikan kepada lima daerah di Bodebek (Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, serta Kota dan Kabupaten Bekasi) sebagai daerah penyumbang 70 persen kasus COVID-19 di Jabar," terang Marion.
Sementara tenaga vaksinator yang sudah terlatih di Bodebek berjumlah 312 orang dan masih terus ditingkatkan. Untuk keperluan vaksin tahap pertama di Bodebek, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar mengajukan alokasi 3 juta warga dari total 9,1 juta warga yang bisa divaksin dengan vaksin yang dibeli pemerintah pusat.
Khusus untuk Kota Depok, vaksin yang dibutuhkan sebanyak kurang lebih 1,14 juta atau untuk mencukupi kebutuhan 60 persen dari total jumlah penduduk 2,4 juta jiwa. Meski begitu, yang bisa menerima vaksin tahap pertama hanya 20 persen atau kurang lebih 300 ribu dari total sasaran 1,14 juta tersebut.
"Sambil menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat akan terus melakukan pematangan rencana vaksinasi hingga vaksin tiba dan siap disuntikkan," ungkap Marion.
Seluruh langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Jawa Barat itu, untuk merespons pembelian vaksin COVID-19 tahap pertama oleh pemerintah pusat yang bisa diberikan kepada 9,1 juta warga Indonesia pada November hingga Desember 2020. Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) bergerak cepat menyiapkan sejumlah langkah vaksinasi, termasuk melakukan simulasi di Puskesmas Tapos, Kota Depok. (Arie Nugraha)
Advertisement