Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, target vaksinasi COVID-19 nanti dapat diterima sampai 80 persen penduduk Indonesia pada akhir tahun 2021. Pelaksanaan vaksinasi pun dillakukan bertahap.
"Vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pemberian vaksin kepada mereka yang bekerja di garda terdepan yang memiliki risiko tinggi untuk tertular COVID-19," kata Wiku saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (22/10/2020).
"Selanjutnya, akan didistribusikan lagi kepada penduduk lainnya dengan target vaksin COVID-19 dapat diterima oleh sekitar 60 sampai 80 persen penduduk Indonesia di akhir tahun 2021."
Advertisement
Pemerintah, lanjut Wiku, telah melakukan berbagai bentuk kerjasama multilateral dengan penyedia vaksin di luar negeri untuk memastikan pemenuhan target kebutuhan vaksin COVID-19 bagi masyarakat. Beberapa bentuk kerjasama yang dijalin, di antaranya perusahaan vaksin Tiongkok Sinovac dan Sinopharm.
"Selain itu, yang perlu dicatat, saat ini ada 6 universitas di Indonesia yang tengah mengembangkan vaksin COVID-19 dalam negeri. Dalam jangka panjang, Pemerintah menargetkan adanya independency vaccine (kemandirian vaksin) Indonesia," lanjutnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Masyarakat Diminta Bersabar
Wiku menambahkan, masyarakat diminta bersabar, terlebih lagi soal harga vaksin COVID-19 yang kemungkinan tidak dibuka ke publik secara langsung.
"Pemberitahuan aspek vaksinasi yang bersinggungan dengan masyarakat akan didiseminasikan secara transparan secara bertahap. Sehingga jika belum diumumkan secara gamblang oleh Pemerintah, maka hal tersebut masih dalam tahap rumusan," tambahnya.
"Kami ingin memastikan bahwa seluruh informasi yang disampaikan publik itu betul-betul akurat. Masyarakat diminta untuk bersabar dan selalu cermat dalam menerima informasi yang benar."
Advertisement