Liputan6.com, Jakarta Psikolog dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru, Surabaya, Naftalia Kusumawardhani membagikan ceklis untuk mengetahui apa seseorang membutuhkan bantuan psikologis atau tidak.
Menurutnya, ceklis ini bisa digunakan setelah melakukan pengamatan pada beberapa gejala menetap pada seseorang selama 3 sampai 6 bulan secara terus-menerus.
Advertisement
Aspek pertama yang bisa dilihat adalah perilaku. Aspek perilaku terdiri dari:
a. Menghindari pergaulan sosial.
b. Tidak mudah bergaul.
c. Sulit berkomunikasi dengan orang lain.
d. Konflik dengan banyak orang.
e. Canggung, kaku dan serba salah.
“Aspek-aspek tersebut ada atau tidak? Nanti dicentang dan dijumlahkan total jawabannya,” ujar Naftalia dalam webinar virtual ditulis pada Jumat (23/10/2020).
Simak Video Berikut Ini:
Aspek Pikiran
Aspek kedua adalah pikiran yang terdiri dari:
a. Cara berpikir beda dari orang lain.
b. Alur berpikirnya tidak bisa ditebak.
c. Berpikiran negatif terus-menerus.
d. Khawatir berlebihan tanpa penyebab jelas.
“Tahunya dari mana? Dari ngobrol, itu sebabnya ngobrol itu penting,” tambahnya.
Advertisement
Aspek Perasaan
Aspek ketiga adalah perasaan yang meliputi:
a. Sensitif atau mudah tersinggung.
b. Pemarah.
c. Sering sedih atau murung.
d. Merasa tidak berguna dan tidak berharga.
“Bila terpenuhi minimal 8 tanda (3 aspek) dari 14 tanda tersebut, maka yang bersangkutan memerlukan bantuan lebih lanjut dari tenaga profesional.”
Ia menambahkan, jika orang tersebut membutuhkan bantuanpsikolog maka keluarga atau kerabat bisa mengantar karena biasanya orang tersebut akan merasa tidak nyaman. Laporan ceklis diatas dapat dibawa sebagai bekal untuk merujuk atau mereferensikan kondisi orang tersebut kepada tenaga profesional.
Infografis Dampak Marah
Advertisement