Korea Utara Ibaratkan Joe Biden Anjing Gila, Sinyal Dukungan Penuh ke Donald Trump?

Hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat kerap mengalami perubahan, maka dari itu presiden AS yang akan menjabat tentu menjadi hal penting bagi pemerintahan Korut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Okt 2020, 13:36 WIB
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dalam pertemuan bersejarah di resor Capella, Pulau Sentosa, Selasa (12/6). Kim dan Trump hadir di depan jurnalis dengan latar belakang bendera Korut dan AS. (AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Pyongyang - Hubungan Donald Trump yang berfluktuasi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah berubah dari api dan amarah menjadi seindah saling bertukar surat cinta, tetapi pandangan Pyongyang tentang saingannya tidak kenal kompromi. Pihaknya menganggap bahwa Joe Biden adalah "anjing gila" yang "harus dipukul sampai mati".

Meskipun ada pembicaraan buntu, Trump yang memuji hubungan pribadinya dengan Kim telah berjanji untuk membuat kesepakatan dengan Korea Utara dengan "sangat cepat" jika dia memenangkan masa jabatan kedua pada 3 November. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Jumat (23/10/2020). 

Tetapi jika mantan wakil presiden dari Partai Demokrat terpilih, dia akan mengambil pendekatan yang sangat berbeda, kata para analis dan pejabat.

Pyongyang membenci Biden karena perannya dalam pemerintahan Obama, yang mengadopsi kebijakan "kesabaran strategis", menolak untuk terlibat dengan Korea Utara kecuali jika ia menawarkan konsesi terlebih dahulu atau sampai rezim itu runtuh dari dalam.

Kantor berita resmi Korea Utara pun mencela dia dalam referensi terbaru.

"Anjing rabies seperti Biden dapat melukai banyak orang jika dibiarkan berlarian," kata KCNA tahun lalu, menambahkan: "Ia harus dipukuli sampai mati dengan tongkat."

Pernyataan itu juga mengadaptasi salah satu penghinaan yang disukai Trump untuk saingannya, "Sleepy Joe".

Saksikan Juga Video Ini:


Biden Kecam Hubungan Trump dan Kim

Keakraban Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat berjalan di taman Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6). Trump dan Kim bertemu untuk membicarakan upaya denuklirisasi Korut. (Anthony Wallace/Pool/AFP)

Biden menuduh Trump "memberanikan diri" untuk menjalin hubungan dengan pemimpin Korea Utara itu dan mengatakan dia tidak akan bertemu dengan Kim tanpa prasyarat.

"Tidak akan ada surat cinta dalam pemerintahan Biden," katanya mengacu pada bromance diplomatik Trump-Kim.

Dalam debat terakhir presiden pada Kamis 22 Oktober kemarin, Biden mengecam Trump karena berteman dengan Kim sambil menyebut pemimpin Korea Utara itu "preman" dan menyamakannya dengan Adolf Hitler.

"Dia berbicara tentang teman baiknya, yang preman," kata Biden tentang Kim. "Itu seperti mengatakan kami memiliki hubungan yang baik dengan Hitler sebelum dia menginvasi Eropa - seluruh Eropa."

Tapi Biden juga mengindikasikan dia bersedia untuk bertemu dengan Kim, dengan mengatakan kondisinya adalah bahwa Pyongyang bekerja untuk membuat semenanjung Korea "zona bebas nuklir".


Infografis Presiden AS Donald Trump

Infografis Presiden AS Donald Trump (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya