Tips Aman dan Nyaman Menikmati Libur Panjang di Tengah COVID-19 Dari Doni Monardo

Libur panjang di tengah COVID-19, Doni Monardo tegaskan harus aman dan nyaman.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Okt 2020, 16:26 WIB
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan ada 377 lab dalam kurun waktu 7 bulan terakhir untuk periksa spesimen saat dialog di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (22/10/2020). (Tim Komunikasi Publik Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan, momen libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober 2020 harus dilalui dengan aman dan nyaman. Dua kunci inilah yang memberikan upaya perlindungan dari risiko penularan COVID-19.

"Yang pertama, aman dulu. Kita sekarang juga dihadapkan dengan fenomena La Nina. Kalau kita bepergian di alam terbuka, bukannya tanpa risiko," tegas Doni saat dialog di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Jumat (23/10/2020).

"Di pantai-pantai sekarang, terutama di beberapa provinsi yang mengalami cuaca yang kurang begitu menentu, ombaknya besar. Apalagi di pantai selatan. Ini juga berpotensi tiba-tiba (pengunjung) tergulung ombak."

Berhadapan dengan cuaca yang tak menentu saat ini, masalah tak diinginkan bisa terjadi ketika kita tidak mendapatkan informasi yang utuh informasi dan lengkap tentang cuaca.

"Oleh karena itu, memilih liburan sangat penting. Jadi, setiap keluarga diharapkan mencari tahu (informasi cuaca atau risiko kemungkinan kejadian bencana) dan melakukan koordinasi dengan banyak pihak terkait cuaca," lanjut Doni Monardo.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Nyaman dari Risiko Penularan COVID-19

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di wahana permainan di Dufan, Ancol, Jakarta, Sabtu (12/9/2020). Pemprov DKI berencana menutup sejumlah tempat rekreasi di antaranya Ancol, Ragunan, Monas, dan Taman Mini Indonesia Indah saat PSBB total, 14 September mendatang. (Liputan6.com/Herman Zaharia)

Kedua, libur panjang harus nyaman. Dalam hal ini, bagaimana supaya tidak tertular COVID-19 ketika kita berada pada tempat tempat yang ramai dan ada kerumunan.

"Maka, bisa berpotensi terjadinya penularan COVID-19. Perlu peran dari semua unsur untuk saling mengingatkan tatkala kita berada di keramaian. Kita mengingatkan supaya mengurangi jarak dengan orang lain," Doni menerangkan.

"Cara ini sama halnya kita berupaya untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19. Nah, kalau kita bisa melakukan ini, sudah semakin banyak orang yang berani mengingatkan satu sama lain, ya saya yakin bangsa kita akan bisa lebih cepat pulih dari COVID-19."


Protokol Kesehatan di Tempat Wisata

Pengunjung mencuci tangan memasuki Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Sabtu (20/6/2020). Ragunan mulai dibuka kembali untuk pengunjung pada Sabtu ini di masa PSBB transisi dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bagi pemilik dan pengelola tempat wisata, baik hotel atau penginapan, Doni mengimbau upaya kerjasama dalam mengendalikan penyebaran COVID-19.

"Saya melihat ada beberapa kabupaten/kota yang telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan sangat baik. Bupatinya turun tangan langsung mengontrol satu persatu," tambah Doni.

"Bahkan restoran dan hotel diberi label, mana yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan, mana yang belum. Nah, masyarakat dihimbau untuk mengunjungi tempat-tempat yang sudah melalui proses sertifikasi internal dari kabupaten/kabupaten kota tersebut."

Upaya di atas membantu masyarakat, memilih mana tempat yang paling aman. Doni menilai lama-lama kita semua sadar dan tahu, restoran dan hotel mana saja yang memerhatikan dan yang mengabaikan protokol kesehatan.


Apresiasi untuk PHRI dan Relawan

Memasuki era kenormalan baru, lokasi wisata dan hotel di wilayah Anyer, Kabupaten Serang, Banten, mulai bergeliat. (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Doni menegaskan, pengelola tempat wisata harus memerhatikan protokol kesehatan. Jika ada tempat yang tidak atau kurang memenuhi protokol kesehatan, maka hindari dikunjungi.

"Bagi pihak pengelola pariwisata yang kurang begitu memerhatikan protokol kesehatan, lebih baik jangan kita kunjungi (tempatnya). Karena risikonya (penularan COVID-19) tinggi," tegasnya.

Di sisi lain, apresiasi kerja keras diberikan untuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan para relawan yang mana liburan panjang, mereka turun tangan membantu mengingatkan protokol kesehatan.

"Kita berharap setiap daerah tergerak hati juga semangat kepahlawanannya dalam menghadapi pandemi untuk bisa mengingatkan (protokol kesehatan). Dan mengingatkan ini tidak boleh terputus atau harus setiap saat," jelas Doni.

"Begitu (melihat pengunjung) ada yang kurang, apakah menggunakan masker atau jaraknya sangat dekat itu sampaikan saja. Setiap orang yang berani menyampaikan peringatan kepada siapapun tidak terlepas dari orang yang punya sisi kemanusiaan

Mengingatkan orang berarti mengurangi orang itu terjadi risiko penularan COVID-19. "Dan orang-orang seperti ini bisa kita kategorikan sebagai pahlawan kemanusiaan," imbuh Doni.


Infografis WHO Akui Kemungkinan Penularan Covid-19 via Udara

Infografis WHO Akui Kemungkinan Penularan Covid-19 via Udara. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya