Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, investasi Indonesia mengalami masa kritis kada kuartal II 2020 seiring pandemi Covid-19. Namun masa kritis tersebut sudah berlalu karena realisasi investasi pada kuartal III sudah mulai naik.
Bahlil mencatat, realisasi investasi sepanjang kuartal III 2020 mencapai Rp 209 triliun. Angka tersebut naik 8,9 persen secara kuartalan, dan naik 1,6 persen secara tahunan.
Advertisement
Capaian positif ini diakibatkan sektor investasi dalam negeri telah berhasil melewati masa kritis, yakni pada kuartal II lalu. Tercatat saat itu realisasi investasi mengalami penurunan menjadi Rp 191,9 triliun.
"Alhamdulillah, bahwa masa kritis realisasi investasi sudah terlewatkan, kritis kita di kuartal II di mana investasi hanya Rp 191,9 triliun. Di kuartal III ini investasi kita sebesar Rp 209 triliun," kata dia dalam Konferensi Pers Virtual Realisasi Investasi Triwulan III 2020, Jumat (23/10/2020).
Bahlil merinci, kenaikan itu ditopang oleh realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kuartal III 2020 sebanyak Rp 102,9 triliun, atau naik 2,1 persen secara yoy. Serupa, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) juga mengalami kenaikan menjadi Rp 106,1 triliun atau naik 1,1 persen secara yoy.
BKPM juga mencatat lima sektor utama realisasi investasi pada kuartal III 2020 yakni sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebanyak Rp 32,1 triliun. Lalu, sektor industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya sebanyak Rp24,6 triliun.
Kemudian, sektor listrik, gas dan air sebanyak Rp 24,4 triliun, sektor konstruksi sebanyak Rp 23,2 triliun, serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebanyak Rp 21,3 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sebaran Investasi
Adapun berdasarkan sebarannya, realisasi investasi tertinggi di Jawa Barat sebesar Rp28,4 triliun, DKI Jakarta sebesar Rp22,3 triliun, Banten sebesar Rp21,5 triliun, Jawa Timur sebesar Rp15,5 triliun dan Riau sebesar Rp13,0 triliun.
Sementara lima negara asal investor utama sepanjang triwulan III yakni Singapura mencapai USD 2,5 miliar, China mencapai USD 1,1 miliar, Jepang mencapai USD 0,9 miliar, Hong Kong USD 0,7 miliar dan Belanda USD 0,5 miliar.
Advertisement