Liputan6.com, Abu Dhabi - Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, telah memerintahkan untuk membangun sebuah masjid yang dinamai dengan nama Presiden Indonesia Joko Widodo. Lokasi masjid itu berada di Area Diplomatik Abu Dhabi.
Sebelumnya, Syekh Mohamed juga memberikan arahan untuk mengganti nama Jalan Al Ma'arid, salah satu jalan utama ibu kota, dengan nama Presiden Indonesia saat ini, untuk menghormati Joko Widodo.
Advertisement
Mengutip Emirates News Agency, Jumat (23/10/2020), arahan tersebut datang sebagai pengakuan dan apresiasi atas kedekatan persahabatan Presiden Indonesia dengan UEA, dan upayanya dalam mempererat hubungan kedua negara di berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan dan pembangunan.
Syekh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Anggota Dewan Eksekutif Abu Dhabi dan Ketua Kantor Eksekutif Abu Dhabi, meresmikan jalan Presiden Joko Widodo pada Selasa 20 Oktober, dalam sebuah upacara yang bertepatan dengan peringatan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
Jalan Presiden Joko Widodo terletak di jantung kawasan pusat bisnis Abu Dhabi. Landmark utama jalan ini termasuk Pusat Pameran Nasional Abu Dhabi (Abu Dhabi National Exhibition Centre, ADNEC), rumah bagi acara internasional, konferensi, dan pameran terkemuka yang dihadiri oleh para ahli dari seluruh dunia, dan markas besar perusahaan, bisnis, dan entitas pemerintah terkemuka. Jalan ini berlokasi strategis di Area Diplomatik, yang menampung banyak kedutaan asing di Abu Dhabi, ibu kota UEA.
Upacara pelantikan dihadiri oleh Falah Mohammed Al Ahbabi, Chairman of the Department of Municipalities and Transport; Husin Bagis, Duta Besar Indonesia untuk UEA; Dr. Mohammed Matar Al Kaabi, Chairman of the General Authority of Islamic Affairs and Endowments; Saif Saeed Ghobash, Director-General of Abu Dhabi Executive Office; Mohamed Rashed Ahmed Al Hameli, Secretary-General of the Abu Dhabi Executive Council; Shehab Ahmed Al Fahim, Assistant Under-Secretary for Protocol Affairs at the Ministry of Foreign Affairs and International Cooperation; Ahmed Al Hai Al Hameli, Director of the East Asia and Pacific Department at the Ministry of Foreign Affairs and International Cooperation; Mayor Jenderal Maktoum Ali Al Sharifi, Direktur Jenderal Polisi Abu Dhabi; dan Saif Bader Al Qubaisi, Director-General of the Municipality of Abu Dhabi City.
Dalam kunjungan resmi ke Abu Dhabi awal 2020, Presiden Joko Widodo dan Syekh Mohamed bin Zayed menghadiri penandatanganan 16 kesepakatan dan nota kesepahaman antara berbagai entitas dan institusi di UEA dan Indonesia, untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, antara lain pendidikan, kesehatan, energi, pelabuhan, lingkungan, dan urusan dan wakaf Islam.
Saksikan Juga Video Ini:
Lokasi Masjid Presiden Joko Widodo
Sementara itu, melalui sebuah video singkat berdurasi 02.12 menit, KBRI Abu Dhabi memaparkan lokasi di mana Masjid Presiden Joko Widodo akan dibangun.
"Dalam sebuah video singkat, Duta Besar RI utk Uni Emirat Arab Husin Bagis menyapa publik luas Kamis (22/10) dan berbagi informasi ttg rencana pembangunan Masjid Presiden Joko Widodo di kawasan diplomatik/Embassy Area di Abu Dhabi. Simak videonya hingga tuntas," tulis KBRI Abu Dhabi di akun resmi @kbriabudhabi yang diunggah sekitar 15 jam lalu.
Sebelumnya, pihak KBRI juga menginformasikan melalui akun Twitter resminya bahwa peresmian jalan dan masjid atas nama Presiden Joko Widodo ramai diberitakan media asing.
"Peresmian jalan dan rencana pembangunan masjid Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi sempat viral di media sosial dan ramai diberitakan media dalam dan luar negeri. Tdk terkecuali media di UEA. Sejumlah media lokal, baik cetak maupun elektronik turut memberitakannya," unggah @kbriabudhabi tertanggal 22 Oktober.
Disebutkan pula dalam unggahan Twitter KBRI Abu Dhabi sebelumnya bahwa hubungan RI - UEA, yang terbangun puluhan tahun silam menguat dalam beberapa tahun terakhir sejak Presiden Jokowi menjabat. Hal itu menunjukkan pentingnya berkolaborasi di berbagai bidang trmsuk politik, ekonomi, perdagangan, pembangunan, dan kemanusiaan untuk membangun hubungan bilateral yang kokoh.
Advertisement