Banyak Hoaks di Medsos, Antusiasme Masyarakat Dukung Vaksin Covid-19 Sangat Tinggi

Dilansir dari situs Satgas Penanganan covid-19, ada 2.200 orang yang mendaftar sebagai relawan uji klinis vaksin untuk melawan wabah ini.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 26 Okt 2020, 14:07 WIB
Petugas kesehatan menyuntik pasien saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Antusiasme masyarakat Indonesia mendukung keberadaan vaksin virus corona covid-19 sangat mengejutkan. Banyak yang mendukung kehadiran vaksin covid-19.

Dilansir dari situs Satgas Penanganan covid-19, ada 2.200 orang yang mendaftar sebagai relawan uji klinis vaksin untuk melawan wabah ini. Padahal, kebutuhan uji klinis yang bekerja sama dengan Bio Farma dalam mengembangkan vaksin sinovac hanya 1.620 orang.

Angka itu sangat mengejutkan karena banyak hoaks soal covid-19. Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga Oktober 2020 menjaring lebih dari 2.000 konten hoaks seputar virus corona covid-19 di Indonesia.

Kendati antusiasme sangat besar, tidak semua pendaftar langsung bisa menjadi relawan. Ada protokol ketat yang diterapkan untuk menyaring peserta yang memenuhi persyaratan.

"Yang diberikan pada orang-orang sehat berumur 18-59 tahun. Kita pemeriksaan dulu, rapid test dan swab test, kemudian dia negatif, tiga hari kemudian dia datang. Kita berikan imunisasi, sebelumnya kita ambil darahnya."

"Empat belas hari kemudian disuntik lagi yang kedua. Kemudian tiga bulan kemudian diambil darah (lagi), enam bulan kemudian diambil darah," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Profesor Dr. Kusnandi Rusmil.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Pantau Kualitas Vaksin

Seorang anak melihat kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech LTD yang diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran juga memantau kualitas vaksin yang dikembangkan oleh Bio Farma dalam periode yang berbeda. Pemantauan perlu dilakukan untuk membuat masyarakat nyaman.

"Kita juga melihat batch consistency. Kita melihat beberapa vaksin yang dibikin Bio Farma itu pada bulan-bulan yang berlainan. Sehingga kita lihat apakah konsisten tidak hasilnya," ujar Profesor Kusnandi.

Hasil Uji Klinis inilah yang akan menjadi pegangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) ataupun persetujuan kelayakan penggunaan vaksin ke masyarakat.


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya