Liputan6.com, Jakarta - Terbaring koma selama 15 tahun, salah satu pangeran Arab Saudi, Al-Waleed bin Khalid Al-Saud, kini bisa menggerakkan tangannya merespons suara seseorang. Hal itu telah menjadi secercah harapan bagi keluarganya.
Pangeran Al-Waleed tak sadarkan diri dan telah menggunakan ventilator sejak 2005, usai menderita pendarahan otak akibat kecelakaan mobil saat sedang mempelajari ilmu militer di Ibu Kota Inggris, London.
Advertisement
Sejak saat itu Pangeran Al-Waleed koma. Pada 2015, dokter yang merawatnya memutuskan untuk mencabut perangkat atau mesin pendukung kehidupannya, tetapi sang ayah, Pangeran Khalid bin Talal Al Saud dan ibunya, Putri Mona Riad El Solh --yang merupakan putri pemimpin Lebanon--, menolaknya.
Ayah dan ibunya belum menyerah dan bersikeras untuk memantau kondisinya dengan harapan bahwa suatu hari Pangeran Al-Waleed akan bangun dari koma.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menggerakkan Tangan dan Kepala
Harapan itu sempat terwujud pada Mei 2019. Saat itu kejutan yang tidak terduga terjadi ketika Pangeran Al-Waleed menggerakkan kepalanya dari kanan ke kiri dan ke belakang.
Keluarganya kini kembali mendapat harapan setelah Sang Pangeran dapat menggerakkan tangan saat merespons seseorang yang berbicara kepadanya.
"Halo, hai," kata seorang wanita kepada pangeran Al-Waleed yang kemudian memintanya mengangkat dua jarinya, seperti dalam rekaman video yang beredar.
"Biarkan saya lihat, lebih tinggi, lebih tinggi," ujar wanita itu.
Pangeran Al-Waleed yang dirawat di rumah sakit di Arab Saudi ini kemudian mengikuti arahan wanita itu dengan mengangkat jarinya lebih tinggi.
Sebelum menggerakkan tangan pada 19 Oktober 2020, pangeran Al-Waleed terakhir kali menggerakkan tangannya pada 2015, seperti dikutip dari Alaraby, Jumat (23/10/2020).
Advertisement
Sosok Ayah Pangeran Al-Waleed
Ayah Pangeran Al-Waleed, Khalid Al-Saud pernah termasuk di antara mereka yang ditahan selama 11 bulan karena mengkritik tindakan keras elite kerajaan. Pada 2017, puluhan pangeran termasuk Khalid Al-Saud, pejabat, dan taipan dipenjara di hotel Ritz-Carlton Riyadh.
Khalid Al-Saud juga pernah ditangkap kembali sebentar pada 2018.