Liputan6.com, Jakarta - Maraknya hoaks terkait covid-19 dapat menganggu penanganan pandemi itu sendiri. Itu sebabnya seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemuka agama harus berperan mengurangi penyebaran hoaks tersebit.
Pandemi virus corona covid-19 memang tak hanya menyerang sektor kesehatan. Bahkan sektor komunikasi dan informasi juga menjadi sasaran atau yang WHO sebut sebagai infodemi.
Advertisement
Beragam hoaks dan informasi salah soal covid-19 tersebut menyebar luas melalui media sosial dan aplikasi percakapan. Bahkan hingga Oktober 2020 Kominfo mencatat ada 2020 konten hoaks soal covid-19 yang beredar di Indonesia.
"Ini sangat berbahaya. Para pelaku punya media sosial sebarkan berita covid-19 sebagai konspirasi untuk menghancurkan NKRI dengan hoaks sehingga masyarakat takut," ujar Pemimpin Yayasan Al Fachriyah Habieb Salim bin Jindan dilansir dari laman covid-19.go.id.
"Pemerintah dan seluruh tokoh agama tokoh masyarakat harus bersinergi memberikan edukasi yang benar soal covid-19. Sehingga sosialisasi penanganan covid-19 bisa diterima dengan baik di masyarakat," ujarnya menambahkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement