Liputan6.com, Jakarta Sinetron Dari Jendela SMP malam ini tentang Prapto yang kaget melihat Joko. Ia benar-benar senang sekali. Tak menyangka Joko bisa kembali padanya. Joko bilang itu tak akan pernah terjadi. Kedatangannya ke sana adalah terkait dengan kecelakaan Nilam. Joko ngapain kamu malah membela orang jahat seperti ini...
Dari Jendela SMP makin seru. Indro emosional. Prapto jelas tersentak marah. Beraninya Indro bilang dia orang jahat. Saya ini ayah kamu. Indro teriak marah.
Inah tanya apa maksud Joko. Kenapa Joko sejauh ini sama Prapto. Membantu Prapto soal itu. Joko jadi bingung jelaskan maksud tindakannya ke ibundanya. Inah tak setuju. Kenapa Joko jadi berpihak pada Prapto.
Semua sedang bersiap untuk pengajian. Mas Ambyar dan Pak Iwan bantu Wulan atur semua pelayat yang datang. Wulan sambut teman-temannya. Sedih dan haru. Semua ikut sedih.
Baca Juga
Advertisement
Indro tampak kesal dan marah. Wulan muncul. Tanya Indro kenapa. Indro kesal sama Joko dan jelaskan apa yang terjadi. Wulan paham apa yang Joko lakukan karena dalam hati Wulan tahu pelakunya.
Dari Jendela SMP masih berlanjut....
Dipeluk
Irfan dan Ira di sini. Linda nangis dipeluk sama Alya. Sampaikan rasa belasungkawa yang dalam. Namun entah kenapa Irfan dan Ira masih belum yakin soal Lukman.
Apakah sudah dibuktikan secara medis. Alya tanya Wulan bagaimana dengan Satria. Wulan menggeleng. Kak Gina bilang Satria masih ngotot mencari. Dan yakin kalau jenazah itu bukan Lukman.
Advertisement
Naksir Roni
Mereka pun telpon Satria. Lili berpapasan sama Roni. Lili malu banget ketahuan naksir Roni.
Roni mau ngomong tapi Lili langsung judes dan mncela Roni dan kabur. Roni makin sebel sama Lili. Padahal Lili begitu untuk nutupi malunya ke Roni.
Suasana Dingin
Alya dan Wulan keluar dari kamar. Ira, Irfan, Linda di sana. Tepat saat Joko dan Inah masuk. Indro juga keluar. Suasana dingin antara Joko dan Indro.Joko menyangka Indro sakit hati pada dirinya. Jadi serba salah.
Advertisement
Nangis Sedih
Jenazah akhirnya tiba di sini.. Linda, Wulan di sini nangis sedih dan haru. Melihat hal itu. Irfan di bantu Joko, Mas Ambyar, Zein dan anak anak lain angkat peti jenazah ke dalam rumah untuk disemayamkan.