Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan membangun rumah sakit internasional di tiga kota yaitu Medan, Jakarta dan Bali. Rumah Sakit standar Internasional tersebut akan mendatangkan dokter-dokter spesialis yang tidak dimiliki Indonesia.
"Saya bilang ke presiden kenapa gak boleh kalau yang (dokter) super spesialis yang kita tidak punya? Ya biarin aja dia praktik," kata Luhut saat menjadi pembicara di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), Jakarta, Jumat (23/10/2020).
Advertisement
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan dokter spesialis yang didatangkan nantinya diberi kewajiban untuk mendidik para dokter yang ada Indonesia demi meningkatkan kapasitasnya.
Lebih lanjut Luhut menjelaskan Jakarta, Bali dan Medan sengaja dipilih sebagai lokasi rumah sakit internasional. Khusus di Medan Luhut mengatakan alasannya agar masyarakat tidak menyebrang ke Penang, Malaysia untuk berobat.
"Kenapa di Medan? Supaya jangan banyak ke Penang sana. Tapi kota harus engage RS yang berkualitas," ungkap Luhut.
Sebab, sambung Luhut, setiap tahun banyak orang Indonesia yang melakukan perjalanan keluar negeri hanya untuk berobat, nilainya mencapai USD 4 miliar - USD 5 miliar. Sehingga dia mengusulkan pembuatan rumah sakit standar internasional di Indonesia untuk menjaga devisa negara sekaligus membuat nilai tambah.
"Kalau itu dibikin di dalam negeri akan membuat nilai tambah kita," kata dia mengakhiri.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kebut Pembangunan, Rumah Sakit Mata Manado Target Rampung Akhir 2020
Sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) terus kebut penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Mata Manado. Proyek yang dibangun di atas tanah seluas 1.200 meter persegi ini dimiliki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara, bertujuan untuk memperluas fasilitas kesehatan utama di kawasan tersebut.
Executive Vice President Divisi Gedung Hutama Karya Purnomo mengatakan, Hutama Karya selaku kontraktor dalam proyek ini berkomitmen untuk memberikan deliverable yang maksimal agar proyek dapat selesai tepat waktu.
"Hingga saat ini tahap pengerjaan Rumah Sakit Mata Manado per September 2020 sudah mencapai 57,63 persen, diperkirakan akan selesai pada 27 Desember 2020," kata Purnomo, Rabu (30/9/2020).
Dia memaparkan, beberapa fasilitas atau layanan yang akan pasien dapatkan setelah adanya pembangunan proyek meliputi ruang inap, poliklinik, mushola, ruang bermain anak, dan taman yang terdapat di lantai 2. Fasilitas pendukung lainnya seperti, IGD, laboratorium, farmasi, apotik, laundry, dan pemulasaran jenazah.
Lebih lanjut, ia menyatakan, meski dalam kondisi pandemi Covid-19, kegiatan proyek masih terus berjalan tentunya dengan menerapkan protokol Covid-19 dengan ketat guna menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Antara lain seperti mewajibkan seluruh pekerja untuk mencuci tangan dan mengenakan masker serta menjaga jarak, melakukan pengecekan suhu tubuh, dan pemberian vitamin secara rutin.
"Selain itu juga dilakukan penyemprotan disinfektan berkala di seluruh area proyek, barak maupun mess pekerja setiap Senin dan Kamis. Kami juga mengoptimalkan pengunaan teknologi digital dalam pemantauan progress proyek dari jauh yang dapat dimonitoring dan diketahui secara real time oleh manajemen. Sehingga tak ada alasan proyek tak dapat berjalan atau dilanjutkan," tuturnya.
Dalam pembangunan rumah sakit ini, Hutama Karya terlibat sebagai kontraktor yang bertindak penuh dalam penyelesaian proyek gedung 7 lapis tersebut. Gedung ini terbagi atas basement pada lapis 1 dan 2 , lantai 1 hingga 4 pada lapis 3-6, dan roof pada lapis ketujuh.
Advertisement