Pilih Gotong Royong, Petani Gorontalo Ogah Pakai Alsintan Canggih

Pesatnya perkembangan teknologi di bidang pertanian, membuat petani makin mudah untuk mengerjakan segala sesuatu

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 25 Okt 2020, 07:00 WIB
Petani Gorontalo, lebih memilih gotong-royong ketimbang gunakan teknologi alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Pesatnya perkembangan teknologi di bidang pertanian, membuat petani semakin mudah untuk mengerjakan segala sesuatu. Seperti contoh petani, saat ini banyak alat dengan teknologi canggih yang diberikan pemerintah untuk membantu mereka.

Mulai dari Alat Mesin Pertanian (alsintan) pembajak sawah, alat untuk menanam padi, alat untuk memupuk hingga alat yang digunakan saat panen tiba. 

Namun berbeda dengan petani Gorontalo, alat itu hampir tidak digunakan bahkan ada yang tidak pernah sekalipun terpakai. Hanya sebagian kecil petani sawah di Gorontalo menggunakan alat tersebut.

Kekompakan petani Gorontalo ini patut diacungi jempol karena persatuanya. Mereka lebih memilih bekerja gotong-royong ketimbang harus menggunakan alat tersebut.

Banyaknya alsintan yang telah berikan pemerintah, sebagian malah terbengkalai. Mereka lebih memilih bekerja secara manual atau menggunakan tenaga manusia.

Tentu saja, pilihan petani Gorontalo itu bukan tanpa alasan. Menurut mereka, kalau semua sudah harus dikerjakan oleh alsintan, maka pasti persatuan petani bakal buyar dan menguap.

Sebab, tidak semua petani adalah pemilik sawah. Sebagian besar merupakan petani penggarap yang dibayar oleh pemilik lahan. Mereka dibayar mulai dari penanaman hingga panen.

"Kalau sudah alat yang kerja, mereka harus mencari nafkah di mana?," kata Wawan salah satu pemilik sawah yang ada di Kabupaten Gorontalo.

"Tidak menggunakan alsintan juga merupakan salah satu cara memberdayakan para petani penggarap," tuturnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Kurangnya Sumber Daya Manusia

Petani Gorontalo, lebih memilih gotong-royong ketimbang gunakan teknologi alsintan.(Foto:Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Selain itu, kata Wawan, alasan mereka tidak menggunakan alsintan tersebut disebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) untuk mengoperasikan dan merawat alsintan tersebut.

"Kami tidak lancar mengoperasikannya, belum lagi kalau ada alat yang rusak,  jadi mendingan kami pakai tenaga manusia," katanya.

Namun, kata Wawan, kalau untuk membajak sawah sebagian besar mereka sudah pakai traktor. Tapi alat menanam, memupuk dan memanen tak digunakan karena mereka masih menggunakan tenaga manusia.

"Sebagian besar kami masih pakai manual, sebab petani penggarap juga butuh pekerjaan untuk makan," tuturnya.

Harapan petani Gorontalo, pemerintah tak menambah alat alsintan lain kecuali traktor. Sebab pasti tidak akan terpakai oleh mereka.

"Traktor kami masih gunakan, kalau bisa untuk yang lain dialokasikan saja ke pupuk atau bantuan bibit," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya