Liputan6.com, Jakarta - Anda sedang wisata atau melakukan perjalanan bisnis ke Jember, Jawa Timur?, tak ada salah mampir di kedai es krim di pusat kota Jember, Jawa Timur.
Tak hanya menyediakan ragam es krim lezat, dan segar dengan harga cukup murah, kedai sederhana yang berdiri sejak 1950 tersebut, juga menawarkan sisi nostalgia di mata para pelanggannya.
Salah satu menu yang paling melegenda adalah es krim piring terbang. Untuk menuju kedai es krim yang berada di tengah Kota Jember ini cukup mudah.
Baca Juga
Advertisement
Saat melintas di sisi selatan Jalan Raya Sultan Agung, kita langsung menjumpai kedai es krim bernama Domino. Akan tetapi, jangan lupa kenakan masker, dan mencuci tangan sebelum Anda masuk, sesuai protokol kesehatan.
Meski bangunannya sederhana, tetapi kedai ini menyuguhkan ragam jenis es krim, dengan bentuk unik, serta varian rasa yang tentu saja mampu memuaskan selera para penikmat es krim. Tak sekedar melepas dahaga, sebagian pelanggan bahkan mengaku sengaja datang ke kedai ini untuk bernostalgia.
Es krim Domino dirintis sejak 1950-an, dan hingga kini telah dikelola oleh tiga generasi keluarga. Adapun penamaannya diambil dari kartu domino, yang memang biasa dimainkan di rumah ini, sebelum disulap menjadi sebuah kedai es krim. Menu andalannya adalah es krim pelangi, es krim durian, wafer coklat, serta es krim piring terbang.
"Rasanya ndak bisa bikin kita lupa, karena ada beberapa item es krim yang ndak berubah sampai sekarang, jadi ada beberapa yang menurut saya legend ya," ujar pelanggan, Eva Indah di Jember seperti dikutip dari tayangan Liputan6, ditulis Minggu, (25/10/2020).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harga Es Krim
Selain rasa, satu lagi magnet kedai ini adalah harga yang cukup murah, yakni antara Rp 8.000-Rp 12.000 per porsi.
"Dari tahun 1950 sudah ada, dari orangtua turun temurun, cuma resminya kita beroperasi di tempat ini tahun 1960, jadi dimulai dari mertua saya, itu memulai usaha ini turun temurun dari orang tuanya, dikembangkan, kemudian dicoba dijual,” tutur Danny Sodi Ananta, Pengelola di Jember.
Advertisement