Cek Fakta: Tidak Benar Pernyataan Perkumpulan Dokter Dunia Covid-19 Tak Berbahaya

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri pernyataan perkumpulan dokter dunia tentang Covid-19 tidak berbahaya

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Okt 2021, 21:23 WIB
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri pernyataan perkumpulan dokter Eropa tentang Covid-19 tidak berbahaya

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi perkumpulan dokter dunia mengeluarkan pernyataan virus Corona baru (Covid-19) tidak memiliki efek berbahaya.

Informasi tersebut tersebar berantai pada aplikasi percakapan WhatsApp, berikut informasi pernyataan perkumpulan dokter Eropa tentang Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya:

"Para kumpulan dokter ahli, ilmuwan dan pengacara di Eropa 10 october 2020 mengeluarkan statement perihal Covid 19,,bahwa hasil penyelidikan mereka selama ini,Covid19 adalah penuh kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut,kehilangan pekerjaan , usaha dan dukungan keungan,,,ini adalah karya setan,,hasil penyilidikan mereka selama ini Covid 19 tdk seperti yg di beritakan hangat di media saat ini, mereka akan tuntut dan investigasi orang yg bekerja sama membuat kekacauan dan situasi ekonomi yg buruk saat ini dan minta tdk ada lagi istilah new normal,,krn Covid 19 tdk memiliki efek yg berbahaya seperti di beritakan selama ini,,mereka minta pemerintah hrs mengembalikan kedaan seperti kedaan semula, tidak ada lagi istilah new normal dan pengunaan masker, jaga jarak dan hal lain yg berhub dengan situasi Covid saat ini,,ini statement dan Videonya,,

Watch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownWatch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownOriginal Link https://www.youtube.com/watch?v=DZitDEI7EgM A meeting hosted by Heiko Schöning to introduce the World Doctors Alliance (WDA) in Berlin, Germany on 10th October 2020. Speakers in order of appearance are: HEIKO SCHÖNING, M.D. Doctor an"

Informasi tersebut dilengkapi dengan sebuah tautan YouTube, namun tautan tersebut sudah tidak aktif.

Benarkah pernyataan perkumpulan dokter dunia tentang Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri pernyataan perkumpulan dokter dunia tentang virus Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya menggunakan Google Search dengan kata kunci 'A group of expert doctors, scientists and lawyers in Europe 10 October 2020 issued a statement regarding Covid 19'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Doctors in Video Falsely Equate COVID-19 With a ‘Normal Flu Virus’" yang dimuat situs Factcheck.org, pada 21 Oktober 2020.

Artikel situs Factcheck.org menyebutkan, sebuah video yang diposting oleh sekelompok orang yang berbasis di Eropa bernama World Doctors Alliance mengklaim bahwa virus corona baru adalah virus flu biasa dan tidak ada pandemi Covid-19. Faktanya, covid-19 lebih mematikan daripada flu musiman, dan beberapa negara Eropa sedang memerangi gelombang kedua kasus tersebut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan, saat ini masih berada di tengah-tengah pandemi covid-19, dengan peningkatan jumlah kasus dan rawat inap yang meningkat dan membebani kemampuan pusat medis di beberapa daerah untuk mengatasinya.

Adapun, beberapa pemerintah di negara Eropa telah memberlakukan lebih banyak pembatasan untuk melawan gelombang kasus lainnya.

Namun pada 10 Oktober, Heiko Schöning, seorang dokter Jerman dan kepala kelompok yang dikenal dengan akronim Jerman ACU2020 mengumumkan pembentukan organisasi bernama World Doctors Alliance untuk menantang kebenaran pandemi Covid-19.

Dalam situs web aliansi tersebut mengklaim bahwa pandemi telah berakhir tepatnya sejak Juni 2020.

Video berdurasi 18 menit mengenai mengumumkan pembentukan grup telah diposting di situs ACU2020 ke Youtube. Namun telah dihapus oleh YouTube karena melanggar persyaratan layanannya. Tetapi, bagian dari video yang menampilkan dua dokter yang menantang ilmu pengetahuan di balik pandemi beredar di Facebook dengan pernyataan dan statistik yang salah.

Demi mempertahankan posisi kelompok tersebut, Elke De Klerk, seorang dokter umum Belanda mengatakan dalam video, "Kami tidak memiliki pandemi."

Ia juga menyebut covid-19 sebagai virus flu biasa. Klaim tersebut ditolak mentah-mentah oleh WHO, CDC, dan ahli lainnya.

De Klerk juga mengklaim penunjukkan pandemi didasarkan pada pengujian yang buruk yaitu dengan reaksi berantai polimerase atau PCR, uji molekuler yang menghasilkan positif palsu pada 89 hingga 94 persen kasus. Itu tidak benar.

Sementara angka positif palsu tetap menjadi area pemeriksaan lanjutan, studi pendahuluan menunjukkan angka positif palsu tes ini jauh lebih sedikit daripada klaim De Klerk.

Dalam sebuah artikel baru-baru yang dipublikasi medis Inggris The Lancet Respiratory Medicine, mengatakan taksiran angka positif covid-19 di Inggris di kisaran 0,8 hingga 4 persen, sementara negatif palsu bisa mencapai 33 persen.

Adapun virus yang menyebabkan covid-19, para ilmuwan secara universal setuju itu adalah virus korona baru, SARS-CoV-2, bukan jenis influenza.

Meskipun tingkat kematian karena covid-19 masih belum pasti, bukti menunjukkan bahwa kematian akibat covid-19 itu lebih tinggi daripada influenza musiman.

Di negara De Klerk sendiri, Belanda, ada lebih dari 6.800 kematian yang dikaitkan dengan covid-19 sepanjang tahun ini. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2.900 karena flu dan pneumonia pada 2018 dan 2019.

Di AS, Covid-19 juga telah menyebabkan lebih dari 220 ribu kematian dan membuat musim flu terburuk dalam dekade terakhir yang menewaskan sekitar 61 ribu orang pada 2017-2018.

Faktanya, Covid-19 sejauh ini telah membunuh lebih banyak orang di AS bila dibandingkan dengan gabungan (jumlah kasus dalam) lima musim flu terakhir, dan ratusan lainnya meninggal setiap hari.

Selain itu, sebuah studi CDC yang dirilis pada 20 Oktober menemukan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 di Administrasi Kesehatan Veteran memiliki risiko kematian lima kali lebih tinggi daripada pasien flu.

Lebih lanjut, berdasarkan pembicaraan lain dalam video yang beredar di Facebook adalah Dolores Cahill, seorang profesor di fakultas kedokteran di University College Dublin di Irlandia. Cahill yang juga telah menyangkal Covid-19. Dia mengklaim dalam video itu hanya ada 98 kematian di Irlandia karena virus corona covid-19 sejak April.

Tetapi menurut Kantor Pusat Statistik Irlandia, lebih dari 1.800 orang telah meninggal karena Covid-19 di negara itu.

Dan dengan kasus-kasus yang terus meningkat, pemerintah Irlandia mengumumkan pada 19 Oktober bahwa mereka memberlakukan pembatasan baru yang keras untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Langkah-langkah tersebut dilakukan hingga 1 Desember. Bisnis retail (non pokok), tukang cukur, penata rambut, dan salon harus menutup dan melarang pertemuan di rumah. Restoran dan pub juga akan dibatasi untuk layanan antar-jemput dan pengiriman.

Cahill pun mendapat kecaman dari kedua universitasnya, yang mengeluarkan pernyataan untuk mengundurkan diri dari panel medis Uni Eropa.

Sedangkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, pernyataan Aliansi Dokter Dunia yang menyebut COVID-19 sama dengan flu biasa termasuk misinformasi.

"Saya ingin melakukan klarifikasi terhadap video pernyataan Aliansi Dokter Dunia tentang COVID-19. Penting untuk diketahui oleh masyarakat bahwa konten video yang disebarkan oleh Aliansi Dokter Dunia masuk dalam kategori misinformasi," tegas Wiku saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (27/10/2020).

"Terdapat tiga bentuk disinformasi terkait COVID-19. Pertama, misinformasi terhadap keyakinan yang bersifat umum. Kedua, keyakinan terhadap teori konspirasi. Ketiga, keyakinan dari agama."

Konten informasi dalam video Aliansi Dokter Dunia dapat diidentifikasikan sebagai misinformasi yang muncul dengan menyamakan COVID-19 dengan influenza.

"Penting untuk diketahui, penyebab dinamika transmisi dan akibat dari kedua penyakit tersebut sangat berbeda. Satgas COVID-19 mengingatkan kepada masyarakat, misinformasi dapat memengaruhi respons seseorang terhadap suatu informasi," jelas Wiku.

 

 


Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pernyataan perkumpulan dokter dunia tentang virus Covid-19 tidak memiliki efek berbahaya tidak benar.

Faktanya, covid-19 lebih mematikan daripada flu musiman, dan beberapa negara Eropa sedang memerangi gelombang kedua kasus tersebut.

 

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya