Liputan6.com, Jakarta Wabah pandemi Covid-19 memang memberikan dampak buruk bagi sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Banyak pekerja atau karyawan yang terpaksa dirumahkan bahkan di PHK, sehingga pendapatan mereka berkurang atau mata pencahariannya hilang.
Namun hal itu tidak mematahkan semangat Steffi Luis (30), mantan karyawan hotel, yang akhirnya pada Juli 2020 ia memberanikan diri membuka usaha rumahan. Usaha tersebut yakni cemilan manis dengan brand “Cipiko [Cookies](drummer "").”
Advertisement
Perempuan asal Jakarta ini menjelaskan, Cipiko Cookies merupakan cemilan home made soft baked cookies yang dibuat dengan bahan premium dan dilengkapi dengan cinta. Mengapa dinamakan Cipiko? Cipi adalah Cici Tepi (nama pemilik) dan Kukis (cookies) menjadi Ci Tepi Kokis.
Meskipun usahanya terbilang baru, ia memiliki visi untuk membuat cemilan rumahan dengan bahan premium harga terjangkau tanpa mengurangi kualitas rasa. Dengan misi selalu berinovasi dalam varian rasa untuk menjaga kepuasaan pelanggan.
Mulanya, ia gemar makan cemilan manis, sekaligus ia memiliki keahlian dibidang membuat kue. Atas dukungan keluarga, saudara, dan teman-temannya, Steffi percaya diri untuk menjual cookies buatannya.
“Sebenarnya dulu kerja kemudian pada saat kerja ada hobi suka makanan yang manis-manis. Kemudian pada saat corona, kebetulan saya bekerja dibagian hotel tapi ada penurunan, mulai dari sana lalu berunding dengan keluarga untuk mencoba jualan cemilan. Pada bulan Juli mutusin berhenti kerja dan fokus ke Cipiko-nya,” jelas Steffi kepada Liputan6.com, Minggu (25/10/2020).
Dengan modal Rp 5-6 juta ia mampu menjual 15 Jar Cookies. 1 Jar cookies dibanderol mulai Rp 60 ribu untuk varian mini classic full coklat berisi 18 pcs, lalu ukuran cookies medium classic berisi 5 pcs, hingga cookies varian campuran peanut dan coklat Nutella berisi 10 pcs seharga Rp 95 ribu.
Dirinya sengaja membatasi penjualan hingga 15 jar saja per hari, lantaran ia hanya dibantu oleh 2 orang saudaranya dalam proses pembuatan hingga packing. Kendati begitu, ia tetap mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 7-8 juta per bulan.
Lanjut Steffi, alasannya menjual cookies dalam bentuk jar untuk menarik minat pembeli sekaligus cookies yang dijualnya bisa tahan lama.
Ia menegaskan kalau [cookies](drummer "") buatannya dijamin menggunakan bahan premium sehingga menghasilkan cookies yang berkualitas namun tak bikin kantong bolong.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjualannya
Untuk penjualannya, Cipiko Cookies sudah dijual ke daerah Jawa dan luar Jawa seperti ke Kalimantan. Ia memanfaatkan media sosial Instagram @cipiko.cookies untuk memasarkan produknya, sehingga lebih praktis dan ekonomis dalam mempromosikan.
“Strategi marketing, pertama kita dari mulut ke mulut, walaupun lagi pandemi kita harus lihat pangsa pasarnya yang mana yang harus kita kenain. Dan pada saat ini masyarakat selama pandemi main Instagram, jadi minta teman-teman untuk share dan itu strategi yang ekonomis,” ujarnya.
Sudah hampir 4 bulan Steffi menjalankan usaha rumahannya secara online. Ia pun bercita-cita ingin memiliki toko kue offline. Namun untuk saat ini ia fokus pada pengembangan usahanya. Ia percaya, jika yakin, maka cita-cita tersebut bisa tercapai.
Salah satunya, ia tertarik mendapatkan free pemakaian kitchen dari Everplate. Menurut Steffi bekerjasama dengan Everplate maka produknya bisa lebih dikenal publik.
Demikian Steffi berpesan kepada Generasi Cuan jangan menyerah dan jangan takut untuk memulai sesuatu, karena kita tidak pernah tahu ke depannya akan seperti apa.
“Apalagi dampak Covid-19 ini sangat memberikan dampak yang sangat besar bagi karyawan dulunya, tapi itu modal yang kita dapat atau gaji yang sedikit pun bisa kita olah asal mau berusaha,” pungkasnya.
Advertisement