Tak Mampu Bertahan di Tengah Pandemi, 17 Persen IKM di Tangerang Tutup

Pandemi Covid-19 di Kabupaten Tangerang, perlahan tapi pasti mempengaruhi geliat IKM

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Okt 2020, 19:00 WIB
Pengunjung melihat produk UMKM dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI saat Launching Halal Park di Senayan Jakarta, Selasa (16/4). Halal Park yang akan bertransformasi menjadi Halal Distrik didesain menjadi ekosistem bagi pelaku industri gaya hidup halal di Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 di Kabupaten Tangerang, perlahan tapi pasti mempengaruhi geliat IKM. Bahkan, berdasarkan survey yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) wilayah setempat, ada 17,9 persen Industri Kecil Menengah berhenti beroperasi saat pandemi ini.

Masih dari survey yang sama, IKM yang masih berproduksi normal yakni 11,4 persen dan yang tetap melakukan produksi meskipun di tengah kesulitan pandemi sebanyak 70,7 persen.

“Kami telah mengirimkan kuesioner kepada 457 IKM yang ada di Kabupaten Tangerang. Namun yang merespon dan mengirimkan kembali kuesionernya, hanya 140 IKM yang tersebar di Kabupaten Tangerang,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Industri Menengah Besar pada Disperindag Kabupaten Tangerang, Hasanudin, Minggu (25/10/2020).

Dia juga mengungkapkan, dari 140 IKM tersebut paling banyak terdapat di Kecamatan Kelapa Dua, yakni sebanyak 45 IKM. Selanjutnya di Pasar Kemis, Curug, dan Legok, dengan masing-masing wilayah ada 15 IKM. Serta di Panongan ada 10 IKM dan Cikupa 9 IKM.

“Dari hasil survei tersebut, didapati sebagian besar IKM sumber modalnya berasal dari pribadi sendiri sebanyak 121 IKM, 16 IKM berasal dari pinjaman perbankan, 2 dari koperasi, 1 (IKM) dari pinjaman lainnya,” ungkapnya.

Kemudian dari 140 IKM tersebut, lanjut Hasanudin, paling banyak produk yang dihasilkan adalah makanan dan olahan makanan, serta minuman maupun kuliner. Namun dari 140 IKM ada 41,4 persen pekerja yang dirumahkan, karena terdampak Covid-19 dan selebihnya 58,6 persen tidak dirumahkan.

“Di tengah pandemi ini, IKM ada yang tidak berproduksi dan ada yang masih melakukan produksi. Yang berhenti operasi 17,9 persen, yang berproduksi normal 11,4 persen dan yang tetap melakukan produksi meskipun di tengah kesulitan pandemi Covid-19 sebanyak 70,7 persen,” tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Butuh Modal

Pengunjung melihat produk UMKM dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI saat Launching Halal Park di Senayan Jakarta, Selasa (16/4). Halal Park yang akan bertransformasi menjadi Halal Distrik didesain menjadi ekosistem bagi pelaku industri gaya hidup halal di Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dilain pihak, Kepala Disperindag Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiartono menambahkan, dari hasil survei tersebut, pihaknya menyimpulkan bahwa yang paling dibutuhkan oleh perusahaan untuk tetap beroperasi atau bertahan, serta dapat meningkatkan omset di masa pandemi Covid-19 ini adalah permodalan.

"Modal yang penting, dengan bantuan itu justru bisa meningkatkan produktivitas dan bisa terus beroperasi. Disamping urusan pemasaran atau marketing juga jadi permasalahan yang sering dihadapi pelaku IKM,"katanya.

Menurut Ujang, Pemerintah Kabupaten Tangerang di tengah pandemi ini telah banyak mengeluarkan kebijakan. Salah satunya untuk pemulihan dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat.

"Khususnya dunia usaha kecil, bantuan permodalan, bantuan subsidi bunga dan bantuan lainnya," kata Ujang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya