Tim Mitigasi IDI Minta Nakes Aman dan Terlindungi dari Risiko COVID-19

Semakin banyaknya tenaga medis yang gugur menimbulkan kekhawatiran Tim Mitigasi IDI, seperti disampaikan dr Eka Mulyana, SpOT(K), MKes, SH, MHKes.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 25 Okt 2020, 15:37 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, sejak Maret hingga Oktober 2020, total 253 petugas medis dan kesehatan meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19.

Semakin banyaknya tenaga medis yang gugur menimbulkan kekhawatiran Tim Mitigasi IDI, seperti disampaikan dr Eka Mulyana, SpOT(K), MKes, SH, MHKes.

"Lebih dari satu semester masa pandemi ini, angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan semakin bertambah dan mengkhawatirkan. Pandemi COVID-19 telah mengingatkan kita smeua tentang peran penting para petugas medis dan kesehatan untuk meringankan penderitaan dan menyelamatkan nyawa masyarakat. Tidak ada negara, rumah sakit, atau klinik yang dapat menjaga keamanan pasiennya kecuali jika petugas kesehatannya tetap aman dan terlindungi dari risiko terpapar COVID-19," jelas Eka dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (25/10/2020).

Menurutnya, hilangnya pekerja medis dan kesehatan ahli tidak dapat tergantikan dalam waktu singkat.

Di sisi lain, Eka juga menyoroti adanya peningkatan laporan pelecehan verbal, diskriminasi, dan kekerasan fisik pada petugas medis dan kesehatan selama pandemi. Hal itu turut menambah keprihatinan.

"Perlindungan dan keamanan para tenaga medis dan kesehatan adalah mutlak diperlukan dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Selain itu juga diperlukan peran serta pihak-pihak lainnya baik pemerintah pusat/daerah, swasta dan para tokoh agama/masyarakat (multihelix)."

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Stres Psikologis pada Tenaga Kesehatan

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadhillah S.Kp., SH, M.Kep, MH mengatakan, pandemi telah menyebabkan stres psikologis pada petugas kesehatan.

"Pandemi ini telah menempatkan tingkat stres psikologis yang luar biasa pada petugas kesehatan yang terpapar dengan pengaturan permintaan tinggi selama berjam-jam, hidup dalam ketakutan terus-menerus terhadap paparan penyakit, saat terpisah dari keluarga dan menghadapi stigmatisasi sosial. Hal ini menjadi sorotan bagaimana bangsa kita telah melindungi atau tidak melindungi profesi perawat kita."

Jelang dirilisnya vaksin COVID-19, Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan dari Tim Mitigasi PB IDI juga meminta Pemerintah mempersiapkan program vaksinasi dengan baik. Menurut dr Agustina Puspitasari, SpOK, hingga vaksin yang efektif dan aman dapat dilakukan, maka tidak ada pencegahan yang lebih baik daripada protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer dan menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.

Adapun bagi para tenaga medis dan kesehatan ketika bertugas di tempat kerja, Tim Mitigasi mengimbau agar melakukan pengendalian transmisi COVID-19 meliputi pengendalian teknik, administrasi dan Alat Pelindung Diri (APD).

 

 


Infografis 3M

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya