Liputan6.com, Jakarta - Libur panjang akan berlangsung di tengah pandemi Corona Covid-19 pada 29 hingga 31 Oktober 2020 mendatang.
Pemerintah pun memberikan berbagai imbauan mengingat saat ini penularan virus Corona Covid-19 di Indonesia.
Advertisement
Bahkan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 440/5876/SJ tentang Antisipasi Penyebaran Covid-19 pada Libur dan Cuti Bersama Tahun 2020.
Edaran tersebut ditujukan kepada para kepala daerah gubernur, bupati, wali kota dan memuat imbauan kepada masyarakat untuk menghindari perjalanan di libur panjang dan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan Covid-19.
"Surat edaran ini tolong dapat diterima dan sekaligus diterjemahkan kembali, semua kembali kepada local wisdom, karakteristik wilayah masing-masing. Ini silakan mengambil dengan rapat Forkopimda mengambil keputusan," kata Mendagri dalam keteranganya, Jumat, 23 Oktober 2020.
Oleh karena itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau kepada operator untuk mempersiapkan sekaligus menerapkan protokol kesehatan di lapangan saat libur panjang.
"Saya menghimbau masyarakat, tidak semua pulang pada 27 malam dan 28 (Oktober). Kalau bisa sebagian pulang tanggal 26 (Oktober), karena itu bisa mengurangi penumpukan penumpang," kata Budi Karya.
Berikut imbauan pemerintah terkait antisipasi cegah klaster baru Covid-19 saat libur panjang dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Arahan Satgas Nasional Covid-19
Satuan Tugas Covid-19 Nasional memberikan sejumlah langkah antisipasi penularan Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020. Hal ini disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito.
"Kami ingatkan kembali masyarakat yang ingin berlibur di luar rumah pada periode liburan tanggal 28 sampai dengan 1 November 2020 nanti," terang Wiku saat konferensi pers di Media Center Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020.
"Bahwa angka kasus Covid-19 dan penularannya di Indonesia masih tinggi. Apabila tidak mendesak sebaiknya mengurungkan niat untuk berlibur dan tetap diam di rumah saja," sambung dia.
Momen libur panjang seringkali dimanfaatkan masyarakat melakukan kegiatan di luar rumah, seperti berkunjung ke tempat wisata juga pulang kampung.
Berikut ini merupakan arahan konkret Satgas Nasional terkait antisipasi penularan Covid-19 pada libur panjang Oktober 2002:
Pertama, bagi masyarakat yang dalam keadaan mendesak harus melakukan kegiatan di luar rumah selama periode libur panjang tersebut, maka kami ingatkan untuk selalu patuhi protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta hindari kerumunan).
"Keputusan untuk keluar rumah harus dipikirkan secara matang dan mempertimbangkan semua risiko yang ada," ujar Wiku.
Kedua, Satgas Covid-19 mendorong masyarakat yang menerima kunjungan dari keluarga serta sanak saudaranya saat libur panjang untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M selama berada di rumah.
"Meskipun bagian dari keluarga, tetap menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Karena kita tidak tahu dengan siapa sebelumnya keluarga kita tadi berinteraksi," tambah Wiku.
Ketiga, Satgas Covid-19 mendorong agar perusahaan atau perkantoran melakukan langkah antisipatif bagi para karyawannya yang berpergian ke luar kota pada masa libur panjang.
"Perusahaan didorong mewajibkan karyawannya yang berpergian ke luar kota untuk melapor agar dapat di data oleh kantor, terutama karyawan memutuskan untuk berpergian ke wilayah zona oranye dan/atau merah," Wiku menerangkan.
"Selain itu, perusahaan dan kantor didorong meminta pegawainya melakukan isolasi mandiri jika merasakan gejala Covid-19 setelah libur panjang," sambung Wiku.
Advertisement
Ketua Satgas Penanganan Covid-19
Bersiap libur panjang akhir Oktober 2020, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengajak masyarakat belajar dari masa lalu.
Pembelajaran tersebut dipetik dari momen cuti dan libur panjang pada Agustus 2020, yang mana sempat terjadi kenaikan kasus Covid-19.
"Kita harus belajar banyak dari apa yang telah terjadi pada masa lalu selama pandemi Covid-19. Ada banyak misteri yang belum terungkap dan teka-teki yang juga masih belum terjawab," terang Doni saat dialog di Media Center Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020,
"Namun, kita semuanya harus mau belajar dari apa yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Yang pertama adalah peristiwa Idulfitri. Pada waktu itu, pemerintah dengan tegas dan mengajak semua komponen untuk bisa menahan diri dan bersabar agar tidak mudik, tidak pulang ke kampung halaman dulu," sambung dia.
Setelah Lebaran, kasus Covid-19 yang terjadi tidak mengalami peningkatan cukup signifikan walaupun ada peningkatan (sedikit). Pada akhir Juli 2020, ada kegiatan Iduladha.
"Mulai ada pelanggaran. Ada upaya bersama untuk mengingatkan masyarakat agar bisa mematuhi protokol kesehatan, yang mungkin tidak sekencang pada saat Idulfitri. Kemudian dilanjutkan libur 17 Agustus dan juga libur panjang bersama pada minggu ketiga akhir Agustus," jelas Doni.
"Apa yang terjadi pada akhir Agustus dan awal September 2020? Akhirnya, Bapak Gubernur DKI Jakarta, Pak Anies Baswedan mengumumkan kekhawatiran Pemerintah DKI atas kenaikan kasus Covid-19, termasuk jumlah bed di rumah sakit Jakarta yang diperkirakan akan penuh," tegas Doni.
Lebih lanjut, Doni menegaskan, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan selama liburan di masa pandemi Covid-19. Menjaga kesehatan dan imunitas juga perlu.
"Kita hanya dituntut untuk patuh pada protokol kesehatan selama liburan, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan tentunya kita harus selalu sering cuci tangan. Jngan lupa tetap berdoa untuk memohon kepada Allah SWT agar kita senantiasa diberikan perlindungan," ucap dia.
"Lalu senantiasa meningkatkan imunitas tubuh kita, tetap olahraga teratur, istirahat yang cukup, makanan yang bergizi. Tidak boleh panik, harus gembira dan minum vitamin. Hal-hal ini yang harus kita siapkan," sambung Doni.
Doni menyampaikan, Kementerian Dalam Negeri akan mengirimkan surat edaran kepada seluruh gubernur untuk mengendalikan dan mengelola tempat-tempat wisata yang menjadi tujuan dari wisatawan saat libur panjang.
"Ini karena sudah 7 bulan lebih masyarakat jarang keluar rumah. Tentunya, libur panjang ini pasti akan dimanfaatkan menikmati berbagai macam fasilitas hiburan yang ada di daerah-daerah," ujar Doni.
Namun, lanjut dia, kerja sama ini tidak boleh lepas dari peran dunia usaha, khususnya yang mengelola tempat-tempat pariwisata agar betul-betul menaati surat edaran yang nantinya akan dikeluarkan Menteri Dalam Negeri maupun Bupati/Wali Kota dan Gubernur.
"Sehingga tempat wisata tidak boleh lebih dari 50 persen pengunjung. Ini untuk menghindari terjadinya kerumunan. Kalau ini dipatuhi, kita bisa mengurangi kerumunan, maka liburan aman, nyaman," jelas Doni.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Masyarakat siap menyambut libur panjang di akhir bulan ini. Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17 Tahun 2020, pemerintah telah menetapkan cuti bersama pada 28-30 Oktober 2020.
Tanggal merah panjang ini semustinya disambut dengan sukacita. Namun itu tidak berlaku bagi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang justru cemas dengan libur panjang pekan depan.
Luhut mengatakan, masyarakat seharusnya berhati-hati dengan gelombang kedua (second wave) pandemi Covid-19 yang telah menimpa banyak negara kawasan Amerika dan Eropa.
"Nanti ada libur panjang minggu depan, saya terus terang saja sangat khawatir. Makanya saya sampaikan ke teman-teman menteri, supaya mengingatkan kita juga menjaga protokol kesehatan," kata dia dalam siaran virtual, Rabu, 21 Oktober 2020.
Menurut dia, pemerintah terus bersiaga akan penambahan kasus Covid-19, meski secara jumlah terpantau mulai menurun dalam beberapa waktu terakhir.
"Penambahan kasus kematian mingguan di 8 provinsi yang ditugaskan ke saya itu menurun. Kemudian penambahan kasus kematian juga di DKI sebagai model juga menurun, cukup bagus," ujar Luhut.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk mencari kesempatan dalam masa kritis seperti ini. Semisal dengan melakukan reformasi dalam berbagai bidang industri.
"Misalnya penggunaan e-katalog itu harus dikedepankan. Kita tidak ingin tergantung hanya pada satu negara. Seperti kemarin waktu India lockdown, kita mencari obat paracetamol Remdesivir di sana tidak ada. Sehingga kita mungkin pas delivery itu banyak yang meninggal," tutup Luhut.
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md meminta semua pihak mengantisipasi potensi kerawanan, terutama penularan Covid-19 di masa libur panjang nanti.
Dia mengingatkan jangan sampai, setelah libur panjang muncul pusat-pusat penularan Covid-19 yang baru.
"Libur Maulid Nabi ada sambungannya liburnya, orang bisa saja mengambil libur lebih awal, kemudian sambungannya sesudah itu, jadi bukan hanya satu hari. Di situ akan terjadi kerawanan-kerawanan yang harus kita antisipasi, yang mungkin tidak kondusif atau tidak sejalan dengan kebijakan pokok protokol kesehatan," kata Mahfud Md saat memberi arahan di Kantor Kemendagri Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2020.
Menurut Mahfud, setiap ada libur panjang, selalu ada potensi kerumunan orang. Di masa pandemi, hal tersebut rentan karena berpotensi penularan virus.
"Lalu reunian bagi orang yang pulang kampung biasanya lalu mengumpulkan teman-teman, lalu lupa melanggar protokol kesehatan dan yang akan banyak juga tumpukan karena ada perayaan Maulid karena ini libur Maulid Nabi. Maulidan, itu akan banyak pengajian-pengajian, ada festival-festival biasanya begitu kalau hari Maulid itu," kata mantan Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) itu.
Mahfud menegaskan pemerintah tak ingin ada klaster-klaster baru di berbagai tempat. Sehingga penegakan protokol kesehatan yang sudah dilakukan dan mulai berhasil sekarang ini bisa menurun lagi.
Kondisi itu, menurut Mahfud akan berakibat pada menurunnya tingkat kesembuhan pasien yang sudah bagus.
"Persentase penularan yang juga sudah bagus, tingkat kematian yang juga sudah bagus, karena sedikit, di tingkat kematian itu 3 koma sekian persen, masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, bisa menurun lagi. Nah itu semua harus diantisipasi," kata dia.
Rapat koordinasi yang digelar, menurut Mahfud adalah dalam konteks untuk mengantisipasi agar libur panjang tidak memicu pusat penularan baru.
Mahfud juga menyinggung perayaan Maulid Nabi. Kata dia, Maulid Nabi adalah salah satu peringatan keagamaan. Satu pertanda bahwa negara ini sangat menghargai acara keagamaan.
"Namun jangan sampai jadi penularan," Mahfud menandaskan.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto memberikan pesan khusus jelang libur panjang pada akhir Oktober mendatang.
Menurutnya, di momen liburan nanti masyarakat diminta kooperatif untuk menerapkan protokol kesehatan, khususnya 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) untuk mencegah kasus baru positif Covid-19 di masa kedaruratan kesehatan ini.
"Apalagi pekan depan kita akan menghadapi libur panjang. Jangan sampai ada peningkatan jumlah kasus. Untuk itu, 3M adalah hal terpenting yang harus kita lakukan," himbau Airlangga dalam pernyataannya, Jumat, 23 Oktober 2020.
Airlangga mengatakan, bahwa kehadiran vaksin penawar Covid-19 yang sedang diupayakan pemerintah bukan dimaksudkan untuk menggantikan peran dari protokol Kesehatan atau 3M.
"Karena proses vaksinasi membutuhkan waktu bertahap," imbuhnya.
Untuk itu, dia meminta protokol kesehatan tetap harus dijalankan oleh seluruh masyarakat. Sehingga upaya pemerintah untuk memerangi penyebaran virus Corona lebih optimal.
Advertisement
Menteri Perhubungan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan lonjakan pergerakan masyarakat hingga 20 persen pada momentum libur panjang akhir Oktober 2020. Libur ini untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Kita prediski kegiatan liburan ini ada kenaikan 10 sampai 20 persen. Jumlahnya mungkin tidak signifikan secara kumulatif, tetapi pergerakan itu dilakukan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Press Background - Upaya Kemenhub Mengantisipasi Libur Panjang Akhir Oktober 2020, Jumat, 23 Oktober 2020.
Untuk itu, Budi Karya menghimbau kepada operator untuk mempersiapkan sekaligus menerapkan protokol kesehatan di lapangan saat libur panjang.
Selain itu, Budi Karya berpesan kepada masyarakat agar tidak semuanya melakukan perjalanan pada 28 Oktober 2020.
"Saya menghimbau masyarakat, tidak semua pulang pada 27 malam dan 28 (Oktober). Kalau bisa sebagian pulang tanggal 26 (Oktober), karena itu bisa mengurangi penumpukan penumpang," kata dia.
Budi Karya juga meminta operator untuk menambah armada apabila ada indikasi penumpukan penumpang saat libur panjang.
Hal ini tentu untuk memastikan protokol kesehatan yang memadai untuk menekan penyebaran covid-19 selama pergerakan pada akhir Oktober 2020.
"Saya minta dirjen-dirjen untuk memastikan apabila ada tambahan jumlah penumpang yang bergerak, agar menambah kapasitas. Jangan dengan kapasitas yang ada, sehingga terjadi penumpukan, terjadi jumlah yang melampaui jumlah kapasitas yang ditetapkan," pungkas Budi Karya.
Selain itu, dia juga meminta kepolisian mengawasi secara ketat jalur transportasi darat, laut, dan udara saat libur panjang yang bersamaaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 28-30 Oktober 2020 nanti.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air. Untuk itu, kata Menhub, dirinya bersama Kakorlantas dan pejabat eselon I Kemenhub akan berpencar ke berbagai daerah untuk mengawasi pelaksanaan perjalanan di berbagai daerah.
"Pengawasan protokol kesehatan sektor transportasi tidak hanya dilakukan di Jakarta dan Pulau Jawa, tapi juga di semua daerah Indonesia, baik sektor udara, laut dan darat," ujar Budi Karya.
Budi Karya juga memperkirakan bahwa akan terjadi lonjakan arus kendaraan saat libur panjang Selasa, 27 Oktober malam usai jam kantor serta Rabu tanggal 28 Oktober dengan kenaikan mencapai 10-21 persen.
Sementara, puncak arus balik kemungkinan besar terjadi pada Minggu, 1 November 2020.
"Untuk itu kami mengimbau masyarakat yang ingin berlibur agar jangan bertumpu di satu hari tersebut, untuk mencegah kepadatan yang berpotensi rawan terjadi penularan. Atur perjalanan Anda dengan baik," ungkap Menhub dilansir Antara.
Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa mereka ikut mengantisipasi risiko lonjakan kasus Covid-19 sebagai dampak dari libur panjang di akhir Oktober ini.
Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan bahwa para petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) akan terus bersiaga selama masa libur akhir Oktober.
Dalam temu media secara virtual, ditulis Kamis, 22 Oktober 2020, Oscar mengatakan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandara akan memiliki tugas ekstra untuk melakukan pencegahan COVID-19 dengan pemeriksaan dan pelacakan.
"Upaya lain tentunya kita lakukan contact tracing secara masif, kita bergerak, kemudian dikembangkan dengan digital tracing," kata Oscar.
Ia mengimbau agar masyarakat menggunakan aplikasi Peduli Lindungi di gawainya.
"Ini bagian penting dalam rangka kita menjaga keluarga, saudara-saudara, orang-orang dekat kita di saat kita berkontak, sehingga bisa di-tracking, di-tracing dengan baik melalui sistem digital ini," ucap Oscar.
Selain itu, Oscar juga mengatakan bahwa Kemenkes melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di daerah-daerah untuk memperketat lokasi-lokasi tempat orang berkerumun di saat libur panjang.
(Fifiyanti Abdurahman)
Advertisement